AVIATREN.com – Alan Joyce, CEO maskapai Australia, Qantas mengatakan bahwa dirinya bakal mempertimbangkan untuk membeli pesawat-pesawat B737 MAX yang saat ini masih di-grounded, untuk menggantikan armada domestik perusahaan.

Namun menurut Joyce, Boeing butuh lebih dari sekadar memperbaiki isu software MCAS, agar penumpang akhirnya merasa aman dan nyaman terbang bersama B737 MAX.

“Perbaikan yang berkelanjutan adalah inti dari industri ini, Boeing memiliki engineer yang bagus, dan mereka akan memperbaiki ini, mereka bakal memecahkan masalahnya,” kata Joyce dikutip KompasTekno dari SMH, Senin (24/6/2019).

B737 MAX dipertanyakan tingkat keselamatannya, menyusul insiden jatuhnya pesawat itu yang dioperasikan oleh Lion Air pada Oktober 2018, dan Ethiopian Airlines pada Maret 2019.

Joyce pun mencontohkan situasi yang sedang dihadapi Boeing, dengan kasus yang ia hadapi saat pesawat A380 Qantas mengalami insiden mesin meledak di udara (Qantas penerbangan QF32).

“Saat kami mengoperasikan lagi pesawat itu, orang-orang khawatir dan ada yang bilang tidak mau terbang dengan A380,” kata Joyce.

“Namun kepercayaan pada pesawat itu bisa dikembalikan dengan cepat,” imbuhnya.

Kala itu, Joyce menjadi penumpang pertama yang terbang dengan A380 yang bermasalah itu, saat kembali beroperasi setelah 16 bulan kemudian. 

Pesawat itu diterbangkan oleh kru yang sama saat insiden meledaknya A380 penerbangan QF32 itu terjadi. 

Joyce menekankan, Boeing dan regulator harus menjelaskan, mengapa mereka percaya bahwa masalah itu (MCAS) sudah benar-benar diatasi. 

“Mereka harus memberi informasi yang jelas agar orang-orang bisa kembali percaya,” pungkasnya.