Garuda Indonesia (garuda-indonesia.com)

AVIATREN.com – Maskapai Garuda Indonesia pada semester I 2017 ini, mencatat kerugian bersih sebesar 282 juta dollar AS atau setara Rp 3,7 triliun. Akibat kerugian itu, maskapai pelat merah itu menunda kedatangan pesawat baru yang dipesan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury sendiri yang mengatakannya. Menurut Pahala, saat ini Garuda Indonesia fokus untuk mengoptimalkan pesawat-pesawat yang dimiliki lebih dahulu.

“Salah satu upaya meningkatkan kinerja keuangan kami dengan optimalisasi pesawat. Jadi optimalisasi dulu, tunda delivery-nya,” ujar Pahala seperti dikutip AVIATREN dari KOMPAS.com, Rabu (6/9/2017). 

Ditambahkan oleh Pahala, Garuda Indonesia telah membicarakan penundaan pengiriman pesawat baru tersebut kepada produsen pesawat. Menurutnya, salah satu produsen pesawat telah setuju untuk menunda distribusi pesawat ke maskapai Garuda Indonesia.

“Yang kami bicarakan oleh produsen pesawat ini penundaan delivery pesawat di 2017-2019. Kami, tentunya berharap penundaan hingga 2020. Akan tetapi, jumlahnya pesawat yang didatangkan tidak berubah,” jelas dia.

Sebelumnya, pada 2017 ini, rencananya Garuda Indonesia berencana mendatangkan 9 pesawat baru pada tahun 2017. Salah satunya dengan mendatangkan Boeing 737 Max. 

Hingga saat ini, Garuda Indonesia Group mengoperasikan sebanyak 194 pesawat terdiri dari 10 pesawat Boeing 777-300ER, 25 pesawat Airbus A330-200/300, dua pesawat Boeing 747-400, 76 pesawat Boeing 737-800NG.

Serta, 18 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, 15 pesawat ATR72-600, dan 40 pesawat Airbus A320 dan 8 pesawat Boeing 737-300/500 (total 48 pesawat Citilink), dengan rata-rata usia pesawat sebesar 4,6 tahun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Rini M Soemarno mengatakan bahwa saat ini pihaknya  sedang melakukan serangkaian analisa. Mulai dari rute-rute hingga aset.

“Memang proses ada kerugian, karena itu kita sedang menstrukturisasi rute-rute,” kata Rini. Menurut Rini, langkah-langkah perbaikan terus dilakukan oleh Garuda Indonesia, salah satunya adalah dengan melakukan efisiensi dalam operasional maskapai tersebut.