AVIATREN.com – Pesawat Boeing 787 memiliki satu fitur unik di kursi penumpang dekat jendela, yaitu tombol untuk mengubah lapisan kaca jendela menjadi gelap, alih-alih window’s shade manual. Dengan begitu, sinar matahari dari luar tak akan membuat penumpang silau.
Kini, pesawat kompetitor, Airbus A350 dikabarkan juga bakal memiliki fitur serupa. Namun, alih-alih menggunakan tombol, jendela yang bisa diredupkan atau digelapkan (dimmable windows) tersebut bisa dikontrol melalui layar tablet di kursi penumpang.
Di samping meredupkan jendela, layar tablet tersebut juga bisa dipakai untuk mengumpulkan data terkait kondisi penumpang.
Sehingga, pramugari tak perlu berjalan di lorong kabin dan mengecek penumpang satu per satu secara manual.
Ketika pesawat hendak lepas landas, misalnya, sang pramugari cukup melihat penumpang melalui layar tablet yang tersedia di kabin mereka.
Selain itu, mereka juga bisa mengontrol segala elemen di dalam kabin, seperti lampu, posisi kursi, hingga jendela kabin melalui layar tablet mereka masing-masing.
Desain dimmable windows di A350
Secara desain, dimmable windows di A350 dirancang sedemikian rupa supaya lapisan dalam yang mengarah ke dalam kabin memiliki sedikit lekukan, sedangkan lapisan luarnya dibuat serata mungkin agar sejajar dengan lapisan bodi pesawat.
Airbus mengatakan bahwa maskapai penerbangan sejatinya bisa menyesuaikan jenis dimmable windows yang digunakan, ada yang standar ada juga yang model listrik (electronically dimmable windows).
Apabila memilih model listrik, maka jendela jenis tersebut diklaim akan bisa memblokir sinar matahari dari luar hingga 99,9 persen, serta lebih efisien untuk operasional penerbangan.
Terkait ketersediaan, fitur dimmable windows di Airbus A350, beserta tablet yang bisa mengontrolnya, konon bakal bisa dirasakan pengguna sekitar 2022 mendatang.
Nantinya, kehadiran fitur tersebut diperkirakan bakal sedikit lebih unggul dari Boeing 787.
Pasalnya, belakangan banyak orang yang mempertanyakan tentang kontrol dimmable windows di pesawat tersebut, apakah bisa dikontrol oleh pramugari seperti Airbus A350, atau hanya bisa dikontrol oleh pengguna saja.
