Indonesia diprediksi bakal mengalami kekurangan pesawat, sebagai efek dari banyaknya maskapai yang mengurangi jumlah armada mereka.
Bandara Soekarno-Hatta

AVIATREN.com – Pergerakan masyarakat saat ini sudah mulai dilonggarkan, seiring dengan menurunnya level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di beberapa daerah.

Momen ini pun bisa jadi bakal dipakai sebagian masyarakat untuk bepergian, baik melalui jalur darat, laut, atau udara.

Bahkan, VP Corporate Communication PT Angkasa Pura II (Persero), Yado Yarismano mengatakan sudah ada peningkatan penumpang di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), dari sekitar 10.000 penumpang ke angka 50.000 penumpang per hari.

Pencapaian tersebut, menurut Yado, hampir sama dengan angka penumpang harian di Bandara Soetta sebelum adanya penerapan PPKM oleh pemerintah.

Saat ini, sejumlah maskapai sendiri masih “memarkirkan” beberapa pesawatnya akibat pembatasan wilayah pandemi Covid-19.

Beberapa dari mereka bahkan mengembalikan pesawat ke perusahaan lessor yang digandengnya untuk menghemat biaya operasional, mengingat banyak rute penerbangan yang ditutup.

Lantas, apakah peningkatan penumpang harian ini bakal membuat Bandara Soetta kekurangan pesawat? Hal itu belum bisa dibuktikan dengan pasti.

Penumpang naik, tapi pesawat masih cukup

Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan pihaknya merasakan ada peningkatan penumpang, namun sampai saat ini masih dalam batas normal dan masih bisa dikontrol.

“Lonjakan memang terjadi, tapi lebih tepatnya kenaikan. Kami memang perlahan tingkatkan frekuensi penerbangan dan memang sesekali penerbangan penuh,” kata Irfan dalam sebuah pertanyaan, dikutip Aviatren dari CNBC Indonesia, Kamis (21/10/2021).

Irfan menambahkan, jumlah armada Garuda Indonesia yang aktif saat ini masih bisa menampung layaann operasional penerbangan atau permintaan penumpang pada maskapai BUMN tersebut.

“(Jumlah pesawat) sekitar 40, tapi terus naik, jadi angkanya berubah terus. puncak pertumbuhan penumpang (saat ini) belum terlihat,” imbuh Irfan.

Indonesia bakal kekurangan pesawat

Sebelumnya, Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II Edwin Hidayat sempat memperingatkan bahwa Indonesia bakal mengalami kekurangan pesawat, sebagai efek dari banyaknya maskapai yang mengurangi jumlah armada mereka.

Ia bahkan memprediksi bakal ada belasan hingga puluhan juta penumpang Tanah Air yang tidak akan terlayani pada 2022 – 2024 mendatang.

“Jika estimasi perhitungan tim internal kami di 2022, akan ada gap 19 juta penumpang yang tidak terlayani untuk layanan domestik, dan akan meningkat menjadi 25 juta penumpang di 2023 sampe 2024,” jelas Edwin dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) September lalu.

“Artinya recovery penerbangan sektor aviasi dan pariwisata akan terhambat jika tidak ada investasi penambahan pesawat mulai tahun depan, karena banyak pesawat dikembalikan ke lessor,” lanjut Edwin.

Content Writer

View all posts