Kokpit Airbus A320 (Wikimedia)

AVIATREN.com – Salah satu tantangan dalam penyelidikan kecelakaanpesawat terbang adalah menemukan kotak hitam ( black box). Kotak penyimpan data penerbangan itu seringkali susah ditemukan.

Namun Airbus berniat untuk membuatnya menjadi lebih mudah. Airbus merancang black box pesawat bisa terlontar saat kondisi darurat dan dilengkapi dengan pelampung.

Perangkat itu merupakan black box sekunder yang dipasang di ujung ekor pesawat. Kotak hitam kedua ini menjadi pelengkap black boxutama yang saat ini sudah terpasang di pesawat.

Black box yang bisa terlontar dan dilengkapi pelampung itu menurut Airbus cocok untuk dipasang di pesawat terbang yang menyeberangi samudera atau area terpencil.

Jika pesawat jatuh di lautan, kotak hitam bisa keluar dengan mudah dan mengapung. Kotak hitam juga bisa memancarkan ping (sinyal) darurat agar mudah ditemukan.

Kotak hitam itu hanya akan terlontar keluar saat struktur pesawat hancur atau tenggelam sedalam dua meter atau lebih. Hal ini untuk memastikan agar kotak hitam tidak mudah terlontar saat pesawat menghadapi turbulence.

Menurut Airbus, seperti dikutip AVIATREN dari Wired, Rabu (12/7/2017), kotak hitam yang dirancang Airbus itu memiliki ukuran lebih kecil dari yang umum dipakai sekarang.

Airbus merancang kotak hitam itu dengan kemampuan merekam data dan suara di kokpit selama 25 jam. Untuk diketahui, CVR dan FDR yang dimiliki kebanyakan pesawat saat ini hanya merekam data dan suara selama dua jam terakhir.

Jika desain kotak hitam seperti ini benar-benar diterapkan, diharapkan penyelidik bisa mendapat data lebih cepat dan mudah saat menghadapi kasus-kasus seperti hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hingga saat ini belum ditemukan.