Ilustrasi menggambarkan B777 Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal separatis Ukraina.

AVIATREN.com – Empat orang dijadikan tersangka penembakan pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17, pada 2014 lalu. Tim penyidik internasional yang dipimpin oleh Belanda mengungkap keempat identitas tersebut.

Empat tersangka tersebut terdiri atas tiga warga negara Rusia, dan seorang warga negara Ukraina.

Tiga warga negara Rusia yakni Igor Girkin, Sergey Dubinskiy, dan Oleg Pulatov. Sementara warga Ukraina bernama Leonid Kharchenko. Keempatnya didakwa dengan pasal pembunuhan.

“Kami akan mengirimkan surat perintah penangkapan internasional untuk para tersangka pertama yang akan kami tuntut, mereka juga akan dimasukkan ke dalam daftar orang yang dicari secara nasional dan internasional,” kata Wilbert Paulissen, kepala polisi dari Kepolisian Nasional Belanda, Rabu (19/6/2019).

Jaksa penuntut Belanda, Fred Westerbeke, mengatakan para tersangka bertanggung jawab karena mereka adalah yang membawa senjata mematikan, kendaraan sistem peluncur rudal BUK Telar, ke Ukraina timur.

Tim investigasi yang sama sempat mengatakan pada Mei 2018 bahwa rudal anti-pesawat BUK yang menghantam pesawat Boeing 777 berasal dari Brigade Militer Rusia ke-53, yang berbasis di kota Kursk.

Pesawat yang melakukan penerbangan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur itu hancur berkeping-keping setelah dihantam rudal di atas wilayah udara Ukraina timur yang dikendalikan oleh separatis pro-Rusia, pada 17 Juli 2014.

Jaksa penuntut mengatakan, Girkin merupakan mantan kolonel di badan intelijen Rusia, FSB, yang mendeklarasikan diri sebagai menteri pertahanan dalam pemerintahan separatis di Ukraina timur.

Dua tersangka asal Rusia lainnya, yakni Dubinskiy, merupakan mantan menteri dari badan intelijen militer Rusia, GRU, dan Pulatov adalah mantan tentara dari unit pasukan khusus Spetznaz Rusia.

Sedangkan Kharchenko diketahui merupakan anggota kelompok separatis Ukraina.

Keempat diyakini terlibat dalam penembakan pesawat setelah tim penyelidik yang merupakan gabungan Australia, Belgia, Malaysia, Belanda, dan Ukraina, melakukan penyadapan telepon.