Pesawat Diamond DA62 yang dipiloti WN Inggris itu dimiliki oleh perusahaan layanan kalibrasi penerbangan Flight Calibration Service.

AVIATREN.com – Sebuah pesawat sipil asing yang dioperasikan oleh perusahaan navigasi, yang terbang dari Serawak, Malaysia, dipaksa mendarat, setelah memasuki wilayah udara Batam tanpa izin.

Pesawat jenis Diamond DA-62 registrasi G-DVOR yang diterbangkan oleh pilot warga asal Inggris, dengan nomor penerbangan VOR6 itu dipaksa mendarat (forced down) di bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau pada Sabtu (14/5/2022) kemarin.

Pesawat sipil asal Malaysia dengan penerbangan dari Kuching ke Senai Malaysia ini memasuki wilayah udara Indonesia, atau Batam tanpa memiliki izin dan tidak mempunyai kelengkapan dokumen penerbangan.

Berdasar data dari Flightradar 24, pesawat Diamond DA-62 yang dipiloti WN Inggris itu dimiliki oleh perusahaan layanan kalibrasi penerbangan Flight Calibration Service.

Terdapat tiga orang di dalam pesawat tersebut, yang terdiri atas MJT warga negara Inggris dan TVB (Copilot) serta CMP (Crew). Ketiganya kini ditempatkan di Safe House di Batam untuk menjalani pemeriksaan.

Menurut keterangan Kadispenau TNI Angkatan Udara, penerbangan pesawat asal Malaysia tidak dilengkapi dengan flight clearence dan flight approval.

Sementara untuk bawaan barang di pesawat, tidak ditemukan barang berbahaya, atau ilegal. Saat ini TNI AU berkoordinasi ke Kantor Otoritas Bandar Udara wilayah 2 Medan, untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Lebih jauh Kadispenau menjelaskan, kronologis kejadian bermula dari terdeteksinya satu pesawat melanggar wilayah udara RI oleh Satrad 213 Tanjung Pinang.

Setelah melaporkan hal tersebut ke komando atas, TNI AU menyiagakan satu flight F-16 di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru untuk melaksanakan intersepsi.

Namun intersepsi tidak jadi dilakukan, dengan pertimbangan kru pesawat mentaati instruksi dan petunjuk Kosek IKN yang disampaikan melalui MCC (Military Civil Coordination) Cengkareng, agar pesawat kembali ke Kuching.

Mempertimbangkan keterbatasan bahan bakar pesawat, maka atas perintah Pangkoopsudnas, MCC mengarahkan pesawat tersebut mendarat di Lanud Hang Nadim Batam. Pada saat mendarat di Lanud Hang Nadim Batam, Mobil VCP Lanud Hang Nadim dan mobil AMC Bandara langsung memandu pesawat menuju apron.