AVIATREN.com – Otoritas penerbangan Eropa, EASA (European Union Aviation Safety Agency) pada Kamis (18/7/2019), mengeluarkan peringatan kepada seluruh operator pesawat Airbus A321neo akan potensi adanya anomali.
Anomali yang dimaksud adalah excessive pitch atau dongakan hidung pesawat yang berlebihan. Menurut EASA, excessive pitch bisa terjadi pada pesawat Airbus A321neo, “dalam kondisi tertentu” dan “selama manuver tertentu”.
Dikutip AVIATREN dari Flight Global, Jumat (19/7/2019), hal itu disebut EASA bisa menyebabkan kendali kontrol pesawat menjadi berkurang.Â
Airbus sendiri telah mengeluarkan revisi manual penerbangan pesawat, yang sifatnya baru sementara. Revisi tersebut mencakup limitasi operasional pesawat.
EASA kemudian meminta seluruh operator pesawat Airbus A321neo untuk memperbarui flight manual mereka, dalam waktu 30 hari setelah peringatan excessive pitch dirilis.
Peringatan excessive pitch itu juga berlaku untuk semua jenis A321neo, baik yang menggunakan mesin jenis CFM LEAP-1A maupun Pratt & Whitney PW1100G.
Di Indonesia sendiri, maskapai Lion Air diketahui memesan 56 pesawat A321neo. Namun pesawat tersebut hingga kini belum dikirim atau dioperasikan oleh Lion Air.
Maskapai AirAsia juga diketahui mengonversi 253 pesanan pesawat A320neo menjadi A321neo di ajang Paris Air Show 2019 lalu. Beberapa di antaranya bakal dioperasikan oleh Indonesia AirAsia.
Mirip dengan Boeing 737 MAX
Dongakan pesawat berlebih itu juga yang dialami oleh pesawat Boeing 737 MAX, yang membuat Boeing memasang software MCAS, untuk mengkompensasi dongakan hidung 737 MAX.
Belakangan, software itu disebut sebagai biang keladi jatuhnya pesawat 737 MAX Lion Air JT610 dan Ethiopian ET302.
Dalam kasus Boeing 737 MAX, mesin jenis baru (CFM LEAP-1A dan PW1100G) dan posisinya yang lebih ke depan, membuat hidung pesawat menjadi cenderung mendongak.
Makanya diperlukan software komputer untuk membuat hidung pesawat turun.