Airbus A220 Swiss

AVIATREN.com – Swiss mengumumkan bahwa mereka melarang terbang (grounded) 29 pesawat Airbus A220, terdiri dari sembilan A220-100 dan 20 pesawat A220-300. Maskapai memutuskan untuk mengalihkan penerbangan ke Paris, yang awalnya dari London ke Jenewa.

Keputusan itu muncul secara tak terduga, karena maskapai telah mengoperasikan pesawat secara konsisten selama bertahun-tahun. Hal ini berarti banyak penerbangan jarak pendek dari Zurich dan Jenewa dibatalkan.

Dikutip AVIATREN dari laman aeronauticsonline.com. Swiss merilis pernyataan berikut:

“Mengingat insiden pada mesin C Series / Airbus A220, SWISS memutuskan untuk melakukan inspeksi pada seluruh mesin armada C Series/A220. Ini berarti bahwa semua pesawat SWISS C Series / A220 akan menjalani pemeriksaan ketat mulai tengah hari ini (15/10) dan selanjutnya. Setelah pemeriksaan selesai, pesawat akan kembali ke penerbangan reguler. Ini akan membatasi penerbangan SWISS, karena banyak penerbangan yang harus dibatalkan.

“SWISS menangani insiden ini dengan sangat serius, dan melakukan dialog erat dengan otoritas terkait, dengan Airbus Kanada dan dengan pabrik mesin (Pratt & Whitney). Keamanan penumpang dan kru kami adalah prioritas utama. Kami akan melakukan segala hal yang kami bisa untuk mengembalikan operasi armada Seri C kami secepatnya dan terus memastikan penerbangan yang aman.

“Kami sangat menyesalkan ketidaknyamanan pelanggan akibat hal ini. Semua wisatawan yang bersangkutan akan diberitahukan tentang perkembangan terkini, asal memberi SWISS kontak mereka ketika memesan penerbangan. Mereka juga akan dipesan ulang yang ditanggung SWISS ke alternatif terbaik. Penumpang dengan pemesanan penerbangan yang dibatalkan juga dapat memesan ulang secara gratis atau mengambil jaminan pengembalian.”

Insiden ini adalah kegagalan mesin ketiga dalam tiga bulan. Setelah kegagalan kedua, FAA Amerika Serikat mengeluarkan Air Worthiness Directive.

FAA menerima dua laporan IFSD pada mesin turbofan PW PW1524G-3. IFSD pertama terjadi pada 25 Juli 2019, dan IFSD kedua terjadi pada 16 September 2019.