AVIATREN.com – Operasional maskapai Air India bisa terpaksa ditutup pada Juni 2020, kecuali jika dapat meningkatkan penumpang “sedikit demi sedikit”.
Di tengah ketidakpastian nasib maskapai nasional India itu, pejabat maskapai penerbangan menyebutkan kebutuhan dana untuk memulai kembali operasi 12 pesawat yang saat ini diistirahatkan.
Air India diketahui memiliki hutang sekitar 60.000 crore ( 1 crore setara Rp 2 miliar), dan pemerintah masih sibuk dengan modal untuk pelepasan investasi.
Dilansir AVIATREN.com dari laman business-standard.com, Kamis (23/1/2020), pejabat itu mengatakan Air India mungkin akan menyusul Jet Airways yang lebih dulu bangkrut, jika tak kunjung mendapat penumpang hingga Juni 2020.
Ditambah pemerintah India menolak menyuntikkan dana atau privatisasi, dan meninggalkan maskapai dengan beban hutang untuk mengembangkannya.
“Kami melakukan beberapa cara pengelolaan operasi saat ini dan yang terbaik ialah kami dapat mempertahankan situasi ini sampai Juni. Jika pembeli tidak datang pada saat itu, kami harus menutup toko,” kata pejabat yang tak ingin disebutkan namanya.
Pada 2018-19, kerugian bersih Air India sementara diperkirakan menjadi Rs 8.556,35 crore.
Juru bicara Air India tidak bersedia memberikan komentar.
Saat ini 12 pesawat Airbus A320 Air India dikandangkan karena kekurangan suku cadang penggantian mesin, dan diprediksi sulit untuk beroperasi kembali dalam waktu dekat.
“Kami membutuhkan setidaknya USD 150 juta (sekitar Rs 1.100 crore) untuk mendapatkan mesin baru untuk 12 pesawat ini. Dengan dana yang ada tidak akan mencukupi untuk operasi normal, tampaknya sulit untuk kami akan mendapatkan dana penggantian mesin dan membuat pesawat ini segera beroperasi, “kata pejabat itu.