AirAsia
AirAsia

AVIATREN.com – Riset yang dilakukan oleh firma riset CGS-CIMB mengungkap kondisi keuangan AirAsia Group hanya mampu bertahan selama lima bulan ke depan, jika tetap tidak beroperasi karena wabah Covid-19.

Karena itu grup maskapai LCC itu bakal membutuhkan bantuan finansial jika krisis terus berkelanjutan.

Firma riset tersebut dikutip AVIATREN dari New Straits Times, Minggu (12/4/2020), mengestimasi AirAsia memiliki simpanan 2,6 miliar Ringgit di akhir 2019, dan perusahaan membutuhkan 527 juta Ringgit per bulan.

AirAsia kini sedang mengajukan pinjaman ke bank swasta lokal, dan meminta jaminan dari pemerintah Malaysia. 

“Meski AirAsia bukan milik pemerintah, namun kami yakin pemerintah tidak akan membiarkannya bangkrut, karena bisa berdampak pada ekonomi Malaysia,” ujar analis CGS-CIMB dikutip AVIATREN dari The Star.

Firma CGS-CIMB juga memprediksi AirAsia akan menerbitkan utang tambahan 1 miliar Ringgit dan 600 juta Ringgit dalam jangka dua tahun ke depan untuk menutup kerugian.

AirAsia juga disebut sedang melakukan renegosiasi pembayaran sewa pesawat dengan lessor, serta biaya bahan bakar, dengan kemungkinan untuk menunda pembayaran tersebut.

Hingga kini, 96 persen armada pesawat AirAsia telah di-grounded di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan India, karna pembatasan perjalanan internasional dan domestik.

Grup telah memangkas gaji karyawan level manajemen senior sejak Maret lalu. Mulai April, staff dengan gaji lebih dari 4.000 Ringgit per bulan sudah diminta kesediaannya untuk dipotong gajinya antara 15 persen hingga 100 persen, tergantung senioritas dan tingkat gaji.

Diketahui, baru Executive Chairman Datuk Kamarudin Meranun dan CEO Tan Sri Tony Fernandes, dua shareholder utama, yang dipangkas gajinya 100 persen.

Meski demikian, firma CGS-CIMB memprediksi hal itu saja tidak cukup untuk bertahan. Dengan asumsi rata-rata pemangkasan gaji sebesar 20 persen, maka AirAsia hanya mampu berhemat 300-400 juta Ringgit di tahun fiskal 2020. Sementara diketahui pengeluaran AirAsia per bulan bisa mencapai 527 juta Ringgit.

Kita tentu saja berharap yang terbaik untuk grup AirAsia, sebab maskapai ini selama ini memberikan akses penerbangan bagi banyak orang di kawasan ASEAN, dengan tiket-tiket murahnya.