AVIATREN.com – Pesawat berbadan sempit (narrow-body) seri A320 digadang-gadang sebagai pesawat Airbus yang laris manis di pasaran.
Saking suksesnya, jumlah pesanan A320 disebut mampu melampaui jumlah pesanan kompetitornya di kategori pesawat narrow-body, Boeing 737.
Kini, Airbus dikabarkan bakal mengganti pesawat yang mengudara sejak 1988 tersebut dengan varian baru, paling cepat meluncur pada awal 2030 mendatang.
Hal itu sempat disampaikan Chief Executive Airbus, Guillaume Faury dalam gelaran Dubai Air Show 2019 lalu.
“Saya akan mempertimbangkan program (pesawat narrow-body/single-isle) pada paruh kedua sekitar satu dekade yang akan datang. Produknya sendiri bakal resmi diluncurkan pada awal 2030,” ujar Faury kepada FlightGlobal, ketika ditanya soal pengganti A320.
Ia tidak menjelaskan lebih lanjut tentang program yang ia maksud tadi, berikut rencana pengembangan pesawat tersebut.
Yang jelas, pesawat narrow-body terbaru ini, menurut Faury, nantinya bakal dibekali dengan berbagai peningkatan dan teknologi yang lebih canggih, seiring maraknya digitalisasi di ranah produksi pesawat.
Adapun progres pengembangan pesawat itu, lanjut Faury, kemungkinan bakal dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi di industri penerbangan, terutama di segmen pesawat single-aisle.
Teknologi dan mesin baru
Berdasarkan rumor yang menyeruak, salah satu peningkatan yang bakal hadir di pesawat narrow-body teranyar Airbus penggant A320 nanti adalah teknologi mesin dan sistem bahan bakar yang lebih efisien.
Airbus sendiri sempat meningkatkan efisiensi bahan bakar pada seri A320neo. Di varian yang lebih baru, Airbus diprediksi bakal membuat bahan bakar pesawat tersebut menjadi jauh lebih efisien dari varian sebelumnya.
Belum ada informasi bagaimana Airbus akan meningkatkan aspek efisiensi pesawat terbarunya itu. Yang jelas, berbagai pihak di industri penerbangan saat ini tengah menguji coba sistem bahan bakar pesawat yang ditenagai dengan listrik dan hidrogen.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon di udara, sehingga pesawat akan lebih ramah lingkungan.
Airbus sendiri konon tengah menjajaki kemungkinan adanya pesawat yang bakal menggunakan sistem bahan bakar hybrid (elektrik dan bensin) dan hidrogen melalui program pesawat ZEROe.
Namun hingga saat ini, belum bisa dipastikan bagaimana sistem propulsion yang bakal diterapkan pesawat varian baru pengganti A320 tersebut.
Bakal pakai sistem single-pilot?
Selain sistem bahan bakar, ada juga kabar yang menyebut bahwa pengganti A320 nanti bakal bisa dioperasikan oleh satu orang pilot (single-pilot) saja, alih-alih dua pilot (dual-pilot).
Meski demikian, hal itu dibantah oleh perusahaan yang menggodok berbagai inovasi untuk Airbus, Acubed.
Menurut Chief Executive Acubed Mark Cousin, teknologi tersebut harus benar-benar dimatangkan supaya bisa diterapkan di penerbangan pesawat single-aisle secara komersil.
“Kami yakin pesawat single-aisle generasi terbaru akan bisa dioperasikan oleh satu orang pilot. Namun, ini memerlukan persiapan jangka panjang, di mana teknologi tersebut harus disempurnakan supaya bisa diintegrasikan dengan sistem pesawat,” kata Cousin.
Kendati begitu, Cousin menjelaskan bahwa teknologi single-pilot bisa saja diterapkan ke pengganti pesawat A320 nanti, hanya saja mungkin akan dikombinasikan lebih dulu dengan sistem dual-pilot sebagaimana biasanya.