AVIATREN.com – Operator penerbangan PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air Service (PAS), dan PT Citilink Indonesia dipastikan bakal masuk ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, atau biasa disebut InJourney (Aviata).
Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Dony Oskaria. Menurut Dony, proses konsolidasi ketiga perusahaan tadi ke dalam Aviata merupakan arahan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham.
“Semua prinsip Kementerian BUMN itu kan sangat jelas, mengkonsolidasikan seluruh industri yang sama (seperti) Industri aviasi, airport, dan lain-lain, jangan lihat perusahaannya,” kata Dony, dikutip Aviatren dari IDXChannel, Kamis (16/12/2021).
“Begitu juga hotel kan, ownership-nya kan banyak, Pertamina, Adhi Karya, dan lain-lain, tapi kita lihat core bisnis kan hotel. Ini yang disatukan, apapun yang berhubungan dengan itu, pasti akan masuk,” imbuh Dony.
Dody melanjutkan, proses konsolidasi ini bakal dilakukan secara bersamaan, di mana proses administrasi dan keuangan maskapai BUMN itu saat ini disebut tengah digodok.
Meski demikian, proses konsolidasi tak akan melibatkan Garuda Indonesia. Sebab, Dony mengatakan bahwa maskapai tersebut bakal berdampak buruk bagi anggota holding lainnya.
“(Secara) finansial, ada alasan tidak digabung (sekarang) karena itu akan mendilusi atau menghilangkan keseluruhan aset-aset yang ada di InJourney, karena negatif (utang) cukup besar,” ungkap Dony.
Rencananya, Garuda Indonesia bakal bergabung dengan InJourney setelah proses restrukturisasi utang mereka selesai.
Nantinya, setelah proses konsolidasi rampung, Pelita Air, Citilink, dan Garuda Indonesia bakal bergabung dengan perusahaan di industri penerbangan lainnya yang sudah tergabung dalam InJourney.
Di antaranya seperti PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), dan PT Sarinah (Persero).