Meski industri penerbangan diprediksi membaik pada 2022, ketersediaan kursi pesawat disebut bakal menjadi masalah bagi maskapai penerbangan. 
Kabin pesawat Batik Air.

AVIATREN.com – Meski pasar penerbangan diprediksi bakal membaik di 2022, ketersediaan kursi pesawat disebut bisa menjadi masalah lainnya yang bakal dialami maskapai penerbangan. 

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Bayu Sutanto. Menurut dia, kelangkaan kursi pesawat disebabkan oleh banyaknya pesawat yang sudah dikembalikan maskapai ke para perusahaan penyewa pesawat (lessor) mereka masing-masing.

Walhasil, pesawat yang ada berpotensi tidak bisa memenuhi permintaan penumpang, apabila ternyata jumlah penumpang melonjak. 

“Sebagai imbas pandemi sejak Maret 2020 lalu, semua maskapai mengalami penurunan jumlah pesawat karena adanya dispute terkait tunggakan sewa,” kata Bayu, dikutip Aviatren dari CNBCIndonesia, Sabtu (8/1/2022).

Masalah yang bisa muncul kapan saja ini sebenarnya bisa dihindari apabila maskapai menambah armadanya dengan pesawat pinjaman dari lessor.

Namun, Bayu mengatakan hal itu untuk saat ini kemungkinan besar tidak bisa tercapai. Sebab, para lessor juga bakal melihat keuangan dan bisnis perusahaan sebelum mereka meminjamkan pesawat. 

Apabila suatu maskapai dinilai buruk atau banyak utang, maka para lessor kemungkinan besar tidak akan menyewakan pesawatnya begitu saja.

Hal serupa juga dikatakan Pengamat Penerbangan Arista Atmadjati. Menurut Arista, banyak maskapai di Indonesia yang mengurangi jumlah pesawat yang beroperasi, yang bisa berujung pada langkanya sebuah kursi di pesawat.

“Seperti Garuda Indonesia ada 100 pesawat lebih yang dikerangkeng,” kata Arista.

“Jadi, Garuda mengandalkan Citilink kami anggap jumlahnya (pesawatnya) tetap, Lion Air tetap, Sriwijaya dan Nam Air agak berkurang sedikit, Air Asia juga lambat,” tambah Arista.

Arista melanjutkan bahwa kelangkaan ketersediaan kursi pesawat ini bisa terjadi di 2022, apabila mobilitas masyarakat tiba-tiba melonjak. 

Namun, dia mengaku tidak begitu khawatir lantaran periode Januari-April 2022 bukan merupakan momen ramai perjalanan atau high season.

Meski demikian, maskapai harus memperhatikan bulan Mei 2022, di mana anak-anak bakal memulai liburan sekolahnya, dan permintaan kursi bisa saja melonjak.

Content Writer

View all posts