Tujuan penundaan refund agar operasional AirAsia tetap berjalan. Kalau bangkrut, uang refund akan hangus dan justru merugikan penumpang.
AirAsia Indonesia

AVIATREN.com – Sepanjang pandemi Covid-19, AirAsia Group mengalami banyak pembatalan rute penerbangan yang memaksa penumpang, yang tentunya telah membeli tiket, meminta dana mereka kembali alias refund.

Meski demikian, mekanisme proses refund tiket penumpang ini tampaknya tidak bisa berjalan dengan lancar. Pasalnya, AirAsia Group harus “menahan” dana penumpang supaya layanan operasional mereka bisa berjalan dengan mulus.

“Dengan menunda pembayaran refund, kami dapat bertahan dan sekarang kami beroperasi kembali sembari membayar refund kepada para penumpang kami secara berkala,” ujar Chief Executive AirAsia Group, Tony Fernandes, dikutip Aviatren dari Airlineratings.com, Jumat (6/5/2022).

“Tujuan penundaan refund ini tentunya adalah untuk membuat operasional AirAsia tetap hidup. Kalau kami bangkrut, uang refund tersebut justru akan hangus dan merugikan penumpang,” imbuh Tony.

Tony menyebut maskapai AirAsia Group di sejumlah wilayah sudah mulai membuka layanan penerbangannya. Ia pun berjanji akan membayar refund kepada para penumpangnya dalam beberapa waktu ke depan, asalkan mereka sabar menunggu.

“Proses refund biasanya bakal memakan waktu yang cukup lama, terlebih karena adanya efek pandemi Covid-19 dan fakta di lapangan bahwa AirAsia merupakan maskapai yang terdampak pandemi dan mengalami pengurangan rute penerbangan,” tulis AirAsia Group dalam sebuah pernyataan.

Selain membayar refund, Tony juga menyebut AirAsia Group menyediakan opsi credit shell, di mana penumpang bisa mengalihkan dana yang mereka miliki di AirAsia untuk penerbangan rute lainnya. Sehingga, pihak AirAsia tidak perlu membayar refund yang memakan waktu.

“Bagi yang tak mau menunggu, penumpang disarankan untuk mengambil opsi credit shell yang bisa digunakan di penerbangan yang akan datang, maksimal dua tahun setelah akun credit shell dibuat,” imbuh AirAsia Group.

AirAsia Group melanjutkan, pihaknya sendiri telah melayani sekitar lima juta penumpang yang mengalami pembatalan penerbangan dan terpaksa harus refund, mengambil credit shell, atau mengalihkan rencana penerbangan ke penerbangan atau rute lainnya.

Namun, tampaknya masih ada yang belum menerima dana mereka kembali lantaran AirAsia Group masih mengalami kendala untuk membayar refund kepada penumpangnya.

AirAsia Group mengatakan bahwa penumpang yang dananya masih tertahan atau proses refund masih berjalan bisa memantaunya secara berkala via aplikasi AirAsia atau AI chatbot.

Pihak maskapai juga berjanji bakal mengirimkan e-mail yang berisi informasi terkini kepada para penumpang yang penerbangannya tertunda dan memilih untuk me-refund tiket mereka.

Content Writer

View all posts