Pesawat ketiga akan datang pada pertengahan Mei 2022 dan jumlah ini akan bertambah hingga sekitar 20 armada pesawat pada 2023 mendatang.
A320 Pelita Air.

AVIATREN.com – PT Pelita Air Services (Pelita Air) memastikan bahwa pihaknya hanya akan mengoperasikan enam pesawat untuk layanan komersil di tahun 2022 ini.

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Pelita Air, Dendy Kurniawan di sela acara Inaugural Flight Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang pada Kamis (28/4/2022) lalu.

Menurut dia, Pelita Air saat ini sudah mendatangkan dua pesawat bertipe Airbus A320-200. Ia pun memperkirakan pesawat ketiga akan datang pada pertengahan Mei 2022 dan memprediksi bahwa Pelita Air bakal memiliki sekitar 20 armada pesawat pada 2023 mendatang.

“Sebanyak tiga pesawat lagi bakal datang akhir tahun ini. Jadi sampai tahun ini selesai, kami targetkan Pelita Air punya enam pesawat. Tahun depan Insya Allah bisa capai 20 pesawat (hingga 2023),” ujar Dendy, dikutip Aviatren dari Bisnis.com, Minggu (8/5/2022).

Terkait target Pelita Air ini, Menteri BUMN Erick Thohir pun angkat bicara. Ia membenarkan bahwa maskapai tersebut memang bakal mengoperasikan hingga 20 pesawat secara jangka panjang demi mengoptimalkan penerbangan domestik.

Meski demikian, Erick menyebut bahwa pengadaan pesawat tersebut bakal dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi keuangan maskapai.

“Apalagi kan sudah mulai bangkit industri penerbangan ini. Ada momen mudik, perjalanan dinas, dan perjalanan wisata,” ujar Erick dalam keterangan terpisah.

Ingin bangun pasar penerbangan domestik

Tak hanya kepada Pelita, secara khusus, dia juga berpesan kepada holding BUMN Aviasi dan Pariwisata atau Injourney agar mulai merajut ekosistem yang ada dengan segala jaringannya supaya bisa membangun pariwisata domestik.

Dalam membangun ekosistem tersebut, Erick memaparkan dihadapkan kepada tantangan kekurangan pesawat yang secara nasional total mencapai kurang lebih 400 pesawat.

Jumlah tersebut, sangat kurang apabila membandingkan dengan perkembangan penerbangan domestik di negara maju seperti Amerika Serikat yang memiliki hingga 2.000 pesawat.

Kendati kurang, Erick optimis bahwa keberhasilan membangun industri penerbangan domestik yang kuat terletak kepada manajemen transparan dan profesional, dan fokus kepada pasar yang besar.

Secara khusus, ia pun berharap Pelita Air dapat menjadi pemain utama dalam industri penerbangan domestik dan dapat menjadi penyeimbang pasar, terlebih di tengah mahalnya harga tiket pesawat yang ditawarkan oleh perusahaan lain dalam beberapa waktu belakangan ini.

“Kami meluncurkan Pelita Air sebagai pem-balance market, tetapi Pelita Air harus dikelola secara baik tidak seperti yang lainnya. Karena itu manajemen Pelita harus profesional,” pungkas Erick.

Content Writer

View all posts