AVIATREN.com – AirAsia meminta maaf kepada publik pasca maskapai tersebut terpaksa harus melakukan beberapa pembatalan jadwal dan pengalihan (reschedule) penerbangan besar-besaran di momen Hari Raya Idulfitri 1443 H atau Lebaran 2022.
Menurut Chief Executive Officer AirAsia Malaysia, Riad Asmat, pembatalan dan pengalihan penerbangan ini terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah permintaan penumpang yang membeludak pasca pelonggaran beberapa wilayah, termasuk di Malaysia sejak 1 April lalu.
Selain itu, permintaan tiket pesawat tersebut juga tidak seiring dengan jumlah pesawat yang aktif.
“Saat ini, AirAsia Malaysia mengoperasikan sekitar 40 pesawat, lebih sedikit dari 100 pesawat pada masa sebelum pandemi (2019),” kata Riad, dikutip Aviatren dari NST.com, Rabu (11/5/2022).
“Pesawat yang beroperasi lebih sedikit lantaran adanya antrean perbaikan dan pengecekan pesawat yang hendak beroperasi kembali, pasca beberapa dari mereka banyak yang di-grounded karena pembatasan wilayah Covid-19. Seperti diketahui, pengecekan ini merupakan syarat dari otoritas penerbangan Malaysia supaya pesawat dinyatakan siap terbang kembali,” imbuh Riad.
Selain kerusakan umum dan masalah teknis yang biasanya ditemui selama inspeksi rutin, Riad juga mengatakan bahwa ada faktor lainnya yang turut menghambat sebuah pesawat untuk beroperasi kembali.
Di antaranya seperti serangan burung yang mengenai beberapa komponen pesawat, kerusakan komponen pesawat akibat benda asing, serta kerusakan dari sambaran petir.
Menurut Riad, hal-hal seperti ini terjadi pada sekitar tiga hingga lima pesawat, sehingga mereka tentunya harus diinspeksi lebih lanjut dan jadwal penerbangannya terpaksa dibatalkan.
Saat ini, Riad mengeklaim bahwa pihak AirAsia memprioritaskan agar masalah terkait operasional penerbangan bisa diminimalisir semaksimal mungkin supaya tidak terjadi banyak pembatalan.
Selain itu, penumpang yang mengalami pembatalan atau pengalihan penerbangan juga bakal diinformasikan melalui e-mail dan nomor HP yang terdaftar. Mereka juga bisa mengecek status jadwal penerbagan mereka melalui aplikasi AirAsia atau website airasia.com.
Pemerintah Malaysia lakukan investigasi
Meski sudah meminta maaf, pemerintah Malaysia, melalui Kementerian Perdagangan dan Konsumen Dalam Negeri (KPDNHEP) bakal melakukan proses investigasi terkait banyaknya penundaan dan reschedule jadwal penerbangan AirAsia yang merugikan penumpang ini, terlebih di momen Lebaran 2022.
Menteri KPDNHEP, Datuk Seri Alexander Nanta Linggi mengatakan bahwa isu pembatalan jadwal penerbangan AirAsia sendiri sebenarnya sudah terjadi sekitar akhir April lalu. Namun, masalah tersebut tampaknya masih berlanjut hingga sekarang dan terbilang mengkhawatirkan karena merugikan penumpang.
“KPDNHEP akan terus melakukan investigasi dari aspek kepentingan konsumen, serta bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk menyelesaikan masalah ini supaya tidak terulang di masa depan,” jelas Alexander dalam sebuah pernyataan.
Ia juga mengingatkan konsumen supaya mereka yang terkena pembatalan jadwal penerbangan bisa menuntut hak mereka dan mengeklaim kompensasi ganti rugi melalui situs web Komisi Penerbangan Malaysia (Mavcom) di laman http://mavcom.my.
Kompensasi ini meliputi makanan, pulsa telepon, dan akses internet (untuk keterlambatan dua jam atau lebih); akomodasi hotel dan transportasi (untuk keterlambatan lima jam atau lebih); dan pengembalian uang penuh atau penerbangan alternatif jika penerbangan dibatalkan.
Satu-satunya pengecualian untuk mendapatkan kompensasi adalah jika maskapai dilanda insiden “luar biasa” yang di luar kendali, termasuk risiko keamanan atau kondisi cuaca ekstrem yang tidak dapat diantisipasi oleh sebuah maskapai.
“Jika Anda merasa bahwa Anda belum mendapat kompensasi yang memadai, silakan ajukan keluhan resmi kepada maskapai sebelum menghubungi Mavcom,†pungkas Alexander.