AVIATREN.com – Ramai kabar PT Angkasa Pura II (AP II) telah menjual Bandara Internasional Kualanamu yang berada di Deli Serdang, Sumatera Utara dijual ke pihak asing.
Hal itu mencuat setelah AP II menandatangani kerja sama strategis antara konsorsium perusahaan pengelola bandara internasional, GMR Airports Consortium (konsorsium India-Perancis) beberapa waktu lalu.
Mendengar kabar tersebut, Direktur Transformasi dan Portofolio Strategis AP II, Armand Hermawan mengonfirmasi bahwa pihaknya tak menjual Bandara Internasional Kualanamu ke pihak asing, dalam hal ini GMR Consortium.
“Tidak ada penjualan aset atau penjualan saham Bandara Internasional Kualanamu. Kepemilikan Bandara Internasional Kualanamu beserta asetnya 100 persen tetap milik AP II,” kata Armand, dikutip Aviatren dari IDNTimes, Selasa (30/11/2021).
“GMR Airports Consortium sendiri dipilih menjadi mitra strategis, setelah melalui serangkaian proses tender secara profesional dan transparan,” imbuh Armand.
Armand pun menjelaskan lebih lanjut sejumlah fakta terkait kerja sama antara AP II dengan GMR Airports Consortium. Simak fakta-faktanya berikut:
1. Bentuk kerja sama AP II dan GMR Airports Consortium
Alih-alih penjualan saham, Armand mengatakan kerja sama antara AP II dengan GMR Airports Consortium membentuk Joint Venture Company (JVCo) dengan nama baru, yaitu PT Angkasa Pura Aviasi.
PT baru itu yang akan mengelola dan mengembangkan Bandara Internasional Kualanamu di bawah satu perusahaan.
Di perusahaan tersebut, AP II merupakan pemegang saham mayoritas dengan 51 persen, sementara sisanya, 49 persen saham, dipegang oleh GMR Airports Consortium.
“Saat ini pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu dilakukan oleh AP II. Sejalan dengan adanya mitra strategis, pengelolaan selama 25 tahun akan dilakukan oleh AP II dan GMR melalui JVCO yang 51 sahamnya dimiliki AP II,” jelas Armand.
“Nantinya pengelolaan Bandara Internasional Kualanamu akan kembali seluruhnya kepada AP II setelah masa kerjasama berakhir. Kemitraan dapat dianggap seperti perjanjian sewa menyewa dengan para tenant di terminal bandara,” tambah dia.
2. Kerja sama untuk tarik minat investor swasta
Armand melanjutkan, kemitraan strategis ini merupakan inovasi model bisnis yang dilakukan untuk menarik minat investor swasta. Sehingga, mereka bisa dapat berkontribusi dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia dan menyediakan layanan dan fasilitas umum untuk kepentingan bersama.
“Tujuan dari kemitraan strategis ini adalah mengakselerasi 3E yaitu Expansion the traffic (memperluas penerbangan), Equity partnership (menambah permodalan) dan Expertise sharing (berbagi teknologi dan keahlian), sehingga daya saing Bandara Internasional Kualanamu dapat lebih cepat ditingkatkan,†tutur Armand.
3. Bisa datangkan banyak turis ke Indonesia
Kerja sama strategis AP II dan GMR Airports sendiri, kata Armand, menargetkan Bandara Internasional Kualanamu bisa menjadi hub penerbangan internasional, khususnya di wilayah barat.
Dengan adanya hub internasional ini, turis-turis asing pun diyakini bakal berdatangan ke Indonesia, begitu juga orang Indonesia yang ingin terbang ke luar negeri dari Bandara Internasional Kualanamu.
Hal ini menjadi menarik lantaran sebagian saham GMR Airports Consortium sendiri dimiliki Aéroports de Paris Group (ADP) asal Perancis, di mana ADP disebut-sebut sebagai operator bandara dengan total jumlah penumpang terbanyak di dunia.
“Pada tahun 2020 jumlah pergerakan penumpang pesawat di Bandara Internasional Kualanamu sekitar 3 juta penumpang per tahun. Melalui kemitraan strategis AP II dan GMR Airports Consortium, JVco menargetkan jumlah pergerakan penumpang menjadi sekitar 54 juta penumpang per tahun di akhir Kerjasama kemitraan,†klaim Armand.
4. Percepat pengembangan bandara
Pengembangan bandara sendiri pastinya membutuhkan dana. Terkait hal tersebut, pihak AP II dan GMR Airports Consortium tentunya akan berbagi pendanaan, sehingga pengembangan Bandara Internasional Kualanamu dapat diakselerasi dan pengelolaan dapat menerapkan best global practice.
Adapun di dalam kemitraan strategis ini, lanjut Armand, GMR Airports akan menanamkan investasi sedikitnya Rp 15 triliun untuk pengembangan Bandara Internasional Kualanamu.
Di samping itu, mereka juga akan memberikan upfront payment kepada AP II, yang bisa digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan.