AVIATREN.com – Menyusul rencana restrukturisasi di tubuh maskapai Malaysia Airlines (MAS), seluruh karyawannya yang saat ini berjumlah sekitar 20.000 orang akan diberhentikan.
Dari 20.000-an karyawan yang diberhentikan tersebut, dua pertiganya akan diberikan kontrak kerja yang baru.
Malaysia Airlines kemudian akan menjadi maskapai dengan jumlah karyawan yang lebih ramping, dan fokus pada rute-rute domestik, alih-alih rute-rute internasional.
Christoph Mueller, Chief Executive Officer Malaysia Airlines menjamin bahwa walaupun maskapai masih dalam tahap restrukturisasi, namun operasionalnya tetap berjalan normal.
“Semua penerbangan Malaysia Airlines, jadwal, dan pemesanan beroperasi secara normal,” kata Mueller, seperti dikutip Aviatren dari The Star, Selasa (26/5/2015).
Induk Malaysia Airlines, yaitu Khazanah Nasional Bhd, pada minggu lalu telah menunjuk Chairman Pricewaterhouse Coopers, Datuk Mohammad Faiz Azmi, sebagai administrator restrukturisasi MAS, dan mentransformasikannya menjadi perusahaan baru MAS Bhd.
Diharapkan, transfer aset dan kewajiban dari MAS menjadi MAS Bhd akan rampung pada 1 September mendatang. Mueller meyakinkan, perpindahan aset ini tidak akan berpengaruh pada operasional dan penerbangan sehari-hari.
Malaysia Airlines menghadapi masa sulit setelah dua kejadian naas terjadi, yaitu hilangnya penerbangan MH370 pada Maret 2014 dan penembakan terhadap MH17 di Ukraina pada Juli 2014.
Namun, sebelum kejadian tersebut, Malaysia Airlines juga sudah tertatih-tatih dan bergantung pada bantuan finansial dari pemerintah. Perusahaan ini sudah tidak mencatat untung sejak tahun 2008. Pada akhir tahun 2014, MAS hengkang dari bursa Malaysia.