Informasi yang diterima AVIATREN, penutupan bandara Halim Perdanakusuma ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022
Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta (foto: Elshinta)

AVIATREN.com – Bandara Halim Perdanakusuma (HLP) di Jakarta Timur dikabarkan akan ditutup secara bertahap. Penutupan bandara Halim Perdanakusuma ini rencananya akan dilakukan secara bertahap selama sembilan bulan.

Adapun tahapan penutupan bandara Halim Perdanakusuma akan dilakukan secara sebagian (parsial) dahulu, baru kemudian menuju penutupan total dalam beberapa waktu ke depan.

Dilansir AVIATREN dari CNN Indonesia, rencana penutupan bandara Halim Perdanakusuma ini terungkap dari Risalah Rapat Koordinasi Operasional di Bandara Halim Perdanakusuma pada Senin (1/11).

Rapat yang dipimpin oleh Executive General Manager PT Angkasa Pura II (AP II) Marsma TNI Nandang Sukarna ini membahas langkah antisipasi dampak operasi dan teknik terkait penutupan runway bandara.

Informasi yang diterima AVIATREN, penutupan bandara Halim Perdanakusuma ini dilakukan sebagai bagian dari persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022. Namun belum ada pihak resmi yang mengonfirmasi hal ini.

Selama penutupan, sarana dan prasarana bandara Halim akan ditingkatkan untuk menyambut tamu-tamu pimpinan negara anggota KTT G20, seperti perbaikan runway dan bangunan terminal.

Kepada CNN Indonesia, Executive General Manager AP II Nandang Sukarna mengonfirmasi risalah rapat tersebut. Namun, ia tak ingin berkomentar banyak mengenai rencana penutupan bandara karena bukan kewenangannya.

“Memang perencanaan itu ada, tapi ranahnya bukan di kami, kami hanya menjalankan saja,” ujar Nandang.

Sejumlah perwakilan maskapai penerbangan yang saat ini beroperasi di bandara Halim, juga dikabarkan ikut hadir dalam rapat tersebut, seperti Travira Air, Batik Air, Citilink, dan Premi Air Group.

Travira Air meminta agar dapat mengakomodir perpindahan operasional ke Bandara Soekarno-Hatta bila Halim ditutup sepenuhnya. Sementara Batik Air meminta kepastian waktu pelaksanaan perpindahan, serta meminta bantuan untuk perizinan ke Bandara Soekarno-Hatta.