Ilustrasi lalu-lintas pesawat udara.
Ilustrasi lalu-lintas pesawat udara.

AVIATREN.com – Radar yang dipakai untuk melacak penerbangan pesawat-pesawat di seluruh dunia saat ini dinilai memiliki biaya operasi yang mahal. Peneliti bersama dengan lembaga pengatur lalu-lintas udara sedang membahas kemungkinan pengganti radar yang murah.

Muncul sebagai salah satu alternatif pengganti radar adalah dengan menggunakan sinyal televisi (TV).

Lembaga pengatur lalu-lintas udara Inggris, National Air Traffic Services (NATS) bekerja sama dengan pabrikan teknologi aviasi Thales dan Roke Manor saat ini tengah mengujinya.

Mereka mencari tahu apakah sinyal yang dipancarkan ke televisi seluruh dunia juga bisa dipakai untuk mendeteksi dan memandu pesawat.

NATS telah menguji coba konsep tersebut di lingkup yang lebih kecil. Mereka mengklaim bisa melacak 30 pesawat sekaligus di ketinggian hingga 10.000 kaki.

Menurut NATS, pelacakan pesawat di ketinggian lebih dari 10.000 kaki secara teori bisa dimungkinkan dengan peralatan yang memadai.

Sebagai gambaran, pesawat terbang komersil saat ini terbang di ketinggian jelajah 25.000 hingga 40.000 kaki.

Dalam uji coba tersebut, ternyata transimisi TV bukan hanya bisa digunakan untuk melacak lokasi pesawat, namun juga mampu menangani standar separasi antar pesawat yang disyaratkan untuk mengendalikan lalu-lintas udara, yaitu antara 3 hingga 5 mil laut (nautical mile).

“Kedengarannya memang mengagumkan, kami sudah mampu membuktikan bahwa ini memang bisa dilakukan dan berharap suatu saat nanti bisa menjadi alternatif atau pelengkap radar utama,” ujar Nick Young, System Engineer di NATS.

“Keuntungannya banyak, salah satunya adalah pengurangan dalam hal biaya untuk membangun infrastruktur darat,” imbuh Nick seperti dikutip Nextren dari situs NATS, Rabu (10/6/2015).

Namun Nick juga mengatakan bahwa masih ada kerumitan dalam hal teknis dan regulasi jika nantinya konsep sinyal TV ini jadi dipakai.

Pertanyaan seputar apakah konsep ini akan diterima oleh banyak orang dan standar pelayanan juga harus dicari jawabannya terlebih dahulu menurut Nick.

Selain itu, persetujuan formal dengan pihak penyiar televisi juga harus dilakukan. Namun menurut Nick pihaknya optimis konsep ini akan banyak diterima dan pihaknya juga akan terus mengembangkannya dalam lima tahun ke depan.

Konsep yang dipakai gelombang TV ini sama halnya dengan konsep radar: energi radio yang dalam hal ini adalah sinyal TV, dikirim dan dipantulkan oleh pesawat.

Alat penerima sinyal kemudian akan mengukur arah dan waktu pantulan sinyal dan melakukan perhitungan untuk menentukan lokasi pesawat.

Uji coba kedua yang telah dilakukan di Liverpool juga menunjukkan bahwa sinyal yang dipancarkan ternyata lebih tahan terhadap gangguan pada radar yang sering ditimbulkan oleh turbin angin.