Menjajal Kabin Airbus A350 Qatar Airways di Singapore Airshow 2016

Awak kabin Qatar Airways.
Awak kabin Qatar Airways.

AVIATREN.com – Di ajang pameran kedirgantaaran, Singapore Airshow 2016, pabrikan pesawat Airbus menghadirkan dua pesawat andalannya, Super Jumbo A380 dan pesawat generasi terbaru, A350 XWB (X-tra Wide Body). Keduanya dioperasikan oleh maskapai Timur Tengah, Qatar Airways.

Aviatren mendapat kesempatan untuk melihat ke dalam kabin dan kokpit dua pesawat andalan Airbus di pasar pesawat jarak menengah dan jauh itu.

Layaknya pesawat Airbus A350 lainnya, pesawat yang dioperasikan oleh Qatar Airways ini juga memiliki desain kabin yang lega. Penumpang di baris tengah bisa keluar masuk kursi dengan tegak tanpa harus menundukkan kepala karena terhalang bagasi di atap kabin.

Ambience light bisa disesuaikan, menambah nuansa nyaman di dalam kabin. Atap kabin juga lebih tinggi sehingga penumpang tidak perlu menundukkan kepala saat keluar-masuk tempat duduk dan berjalan di kabin.

Lampu kabin juga bisa diatur sesuai keinginan. Terdapat lebih dari 1.000 pilihan warna yang bisa dipancarkan oleh lampu LED kabin, sehingga diharap bisa menambah kenyamanan penumpang.

Kabin kelas Bisnis

A350 Qatar terbagi atas dua kelas, yaitu Bisnis dan Ekonomi. Di kelas Bisnis, Qatar mengguanakan konfigurasi kursi 1-2-1, sementara di kelas Ekonomi, utuk pertama kalinya konfigurasi kursi 3-3-3 diperkenalkan dalam pesawat wide body.

Terdapat 36 kursi di kelas Bisnis dengan seat pitch (jarak antara kursi) lega, sekitar 52 inci sehingga menjamin kebebasan penumpang dalam bergerak, kaki bahkan bisa diselonjorkan ke depan ke sebuah tumpuan.

Kursi di kelas Bisnis juga bisa dijadikan sebagai tempat tidur datar (flatbed 180 derajat) dengan ukuran panjang hingga 80 inci (203 cm).

Walau bisa direbahkan menjadi tempat tidur, namun kursi-kursi tersebut ditata sedemikian rupa (reverse-herringbone) sehingga tidak menghalangi pergerakan di dalam kabin.

Jika harus menyebut kekurangan, maka kursi di kelas Bisnis ini tidak memberi privasi penuh untuk penumpangnya, karena tidak ada penyekat antar kursi layaknya di kabin-kabin First Class.

Kabin kelas Ekonomi

Sementara di kelas Ekonomi, A350 Qatar seperti disebut di atas, menggunakan konfigurasi 3-3-3, menjadi yang pertama di kelasnya.

Mitos kelas Ekonomi memiliki kursi yang sempit dan kurang nyakan ditepis oleh Qatar di pesawat A350-nya ini, sebab kursi-kursi di kelas Ekonomi tersebut memiliki lebar di atas rata-rata, yaitu 18 inci.

Seat pitch di kelas Ekonomi ini tentunya lebih pendek dibanding kelas bisnis, yaitu 32 inci, namun masih menyisakan ruang kaki yang lega, setidaknya lutut tidak sampai menyentuh sandaran kursi di depannya.

Saat Aviatren mencoba duduk di kursi Ekonomi tersebut, postur rata-rata orang Indonesia dengan tinggi 165 cm juga masih memiliki ruang yang lega untuk lutut.

Kursi di sisi jendela bahkan memiliki ruang bahu yang lebih lega, karena panel dinding yang relatif lebih tegak.

Jendela di kabin pesawat A350 Qatar tidak memiliki fitur pengaturan kecerahan seperti terdapat dalam pesawat Boeing 787. Jendela tersebut hanya bisa diatur dalam full terbuka, setengah terbuka dengan penutup kisi-kisi, dan tertutup penuh.

Inflight Entertainment (IFE)

Soal inflight entertainment (IFE), Qatar mempercayakan sistem elektronik dan hiburannya itu kepada Thales. Penumpang kelas Bisnis mendapatkan fasilitas IFE dengan layar sentuh 17 inci resolusi high definition (HD), sementara di kelas Ekonomi ukurannya lebih kecil yaitu 10,6 inci.

Perwakilan Qatar yang memandu Aviatren saat tour kabin A350 mengatakan sistem hiburan Oryx One miliknya memiliki koleksi film dan acara TV hingga lebih dari 1.000 judul yang bisa dipilih. Belum lagi pilihan hiburan musik dan permainan.

Saat menjajal menjelajah menu IFE, layar terasa responsif karena menggunakan teknologi resistif, pengalamannya sama seperti mengoperasikan tablet Android kelas menengah, karena Oryx One pada dasarnya dikembangkan dari OS Android.

Terdapat remote kontrol layar sentuh yang bentuknya menyerupai ponsel Android, dengan layar yang lebar sekitar 5,5 inci.

Remote kontrol ini selain nyaman dinavigasi, juga membantu penumpang kelas Bisnis yang malas untuk memajukan badannya ke depan menekan menu di layar, karena jaraknya memang jauh saat duduk bersandar.

Terdapat juga port USB dan Apple iPort di setiap kursi di semua kelas, sehingga penumpang bisa memutar media yang tersimpan di dalam perangkat Apple-nya, atau mengisi ulang daya baterai gadget yang dibawanya.