AVIATREN.com – Boeing mengonfirmasi bakal merilis update software utnuk pesawat B737 MAX 8. Keputusan itu dibuat tak lama setelah FAA mengumumkan akan meminta Boeing membuat perubahan desain, pada April mendatang.
Meski demikian, Boeing tidak menyebut apakah software update ini terkait dengan kecelakaan Ethiopian Airlines. Namun Boeing mengungkapkan belasungkawa kepada keluarga 157 penumpang yang meninggal dalam kecelakaan tersebut.
“Kami sedang mengembangkan perbaikan software flight control untuk 737 MAX, didesain agar membuat pesawat semakin aman,” tulis pernyataan Boeing.
Upgrade software tersebut menurut Boeing akan dirilis untuk seluruh armada 737 MAX dalam beberapa minggu ke depan.
Baca Juga: Mengenal MCAS, Fitur Otomatis di 737 MAX yang Baru Diungkap Boeing setelah Kecelakaan Lion Air JT610
Seperti diketahui, seri B737 MAX memiliki fitur Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati).
Tujuannya mulia, yakni memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.
Mengapa fitur tersebut harus dipasang? Saat Boeing mendesain B737 MAX, mereka menginginkan mesin yang lebih besar dan lebih hemat, untuk dipasang di pesawat single aisle terbarunya.
737 MAX juga didesain memiliki landing gear yang lebih pendek, sehingga pesawat lebih ceper.
Dengan memasang mesin sedikit agak ke depan dan ke atas, serta memperpanjang roda pendaratan depan (nose landing gear) sebesar 8 inci, Boeing mampu memangkas konsumsi bahan bakar sebesar 14 persen.
Perubahan itu juga membuat karakteristik pesawat berbeda dari keluarga 737 sebelumnya (classic: -300, -400, -500, dan Next generation/ NG). Relokasi penempatan mesin dan thrust yang lebih besar, membuat hidung pesawat cenderung mendongak saat terbang.
Boeing pun mengakalinya dengan membuat sistem otomatis yang mengkompensasi gerakan pitch (dongakan hidung pesawat) itu, agar membantu pilot menurunkan hidung pesawat, manakala angle of attack terlalu besar saat terbang manual.