Pesawat Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

AVIATREN.com – Garuda Indonesia melakukan perampingan perusahaan, dengan menutup anak-cucu usahanya, sesuai dengan permintaan Menteri BUMN, Erick Thohir.

Di tubuh Garuda Indonesia sendiri, jumlah anak cucu usaha yang dipangkas ada 6 perusahaan, termasuk PT Garuda Tauberes Indonesia yang sempat memunculkan polemik.

“Garuda Tauberes online dari kargo, sebenarnya bisnis kargo Garuda sudah ada, kenapa mesti ada swicth off lagi, kan tinggal ditambahkan saja divisi yang ada,” kata Erick dikutip AVIATREN dari Kompas.com, Jumat (3/4/2020).

Menurut situs resminya, PT Garuda Tauberes adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha digital logistik, mencakup pengiriman paket dan jasa kargo pesawat. PT Garuda Tauberes didirikan pada 11 September 2019, dan diharapkan bisa meningkatkan bisnisnya seiring meningkatnya kebutuhan jasa pengiriman lewat e-commerce.

Dukungan kargo udara pesawat Garuda dan Citilink jelas menjadi modal utama perusahaan ini bersaing dengan perusahaan jasa pengiriman paket yang sudah lebih dulu eksis.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra sendiri mendukung keputusan yang dibuat oleh Kementerian BUMN, yang ingin melakukan perampingan anak usaha yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan BUMN, termasuk Garuda Indonesia.

“Selama ini kami masih melakukan kajian mendalam mengenai anak dan cucu. Kami mau fokus ke industri core, dan menyelesaikan yang terjadi di anak cucu tersebut,” kata Irfan dikutip AVIATREN dari Tempo.co.

Irfan mengaku pihaknya saat ini sedang memetakan hal yang perlu dilakukan, termasuk mempertimbangkan semua opsi yang muncul.

Garuda Tauberes selanjutnya akan dilebur dengan lima entitas anak usaha lainnya, dengan harapan Garuda dapat lebih fokus dalam melakukan pemetaan dan pengevaluasian bisnis yang dikelola entitas anak dan cucu perusahaan. 

Dengan dilakukannya merger usaha, salah satu yang paling terdampak adalah karyawan Garuda Tauberes. Irfan mengaku, pihaknya masih akan membahas pengalokasian karyawan Garuda Tauberes ke perusahaan hasil merger.

Yang pasti, Irfan memastikan bahwa tidak ada pengurangan atau PHK karyawan di tubuh anak-cucu usaha yang dilebur tadi. (AVIATREN)