Logo Airbus (Reuters)

AVIATREN.com – Boeing bukan satu-satunya pabrikan pesawat yang sedang kesusahan, akibat grounded B737 MAX dan wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona.

Rivalnya, Airbus juga mengalami kesulitan. Bahkan pabrikan pesawat Eropa itu dikatakan berisiko kolaps alias bangkrut. Yang mengatakan hal itu malah orang nomor satu di Airbus, CEO-nya sendiri.

Saat berbincang dengan media Perancis, CEO Airbus, Guillaume Faury mengatakan bahwa perusahaan harus mengambil langkah yang tepat untuk melindungi bisnisnya.

Jika tidak bisa, dikutip AVIATREN dari The Times, Jumat (2/10/20), maka masa depan bisnis Airbus berpotensi berisiko.

Faury menjabarkan bahwa perusahaan mesti mengurangi 15.000 karyawan agar roda bisnis bisa bertahan. Ia juga tidak bisa menjamin akan ada redundansi, meski saat ini sudah ada 13.000 karyawan Airbus yang mengajukan diri untuk di-PHK.

Bisnis Airbus sendiri mengalami penurunan semenjak wabah Covid-19 melanda seluruh dunia. Pengiriman pesawat turun drastis akibat pandemi ini, sehingga revenue bisnis pesawat komersil anjlok hingga 65 persen.

Hingga paruh pertama 2020, ada 145 pesawat Airbus yang tidak jadi atau ditunda pengirimannya. Maskapai menunda pengiriman karena mereka juga tidak memiliki pemasukan.

Selain itu, Airbus juga telah memangkas jumlah kapasitas produksi, termasuk seri A350 dari 6 menjadi 5 pesawat per bulan. Sedangkan A320neo dipangkas produksinya menjadi 40 pesawat per bulan, dan A330neo menjadi hanya 2 pesawat sebulan.