Airbus A350 Phillipine Airlines

AVIATREN.com – Maskapai penerbangan asal Filipina, Philippine Airlines (PAL) berniat mengajukan pailit di Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan melalui sebuah pengumuman yang diunggah melalui akun resmi PAL di Twitter baru-baru ini.

Menurut tim internal PAL, program yang dijuluki “U.S. Chapter 11” ini harus ditempuh untuk membantu pemulihan ekonomi perusahaan yang kini telah berumur 80 tahun tersebut.

“Untuk mendukung pemulihan bisnis sebagai efek dari pandemi global, Philipine Airlines telah memulai proses restrukturisasi finansial yang disebut U.S. Chapter 11,” tulis pihak Phillipine Airlines dalam sebuah pengumuman.

“Langkah ini telah mendapatkan persetujuan dari para investor dan pemangku kepentingan lainnya,” imbuh tim PAL.

Selain di AS, media lokal Manila Bulletin mengatakan bahwa Phillipine Airlines juga bakal mengajukan pailit di negara asalnya sendiri secara paralel, berdasarkan Financial Insolvency and Rehablititation (FRIA) tahun 2010.

Meski berencana akan bangkrut, Phillipine Airlines memastikan bahwa seluruh rute penerbangannya saat ini tidak akan terganggu.

Hal ini bisa dibilang wajar lantaran perusahaan yang mengajukan pailit masih bisa beroperasi dengan normal, sembari menunggu progres pengajuan tersebut rampung.

“Seluruh tiket, voucher, dan poin loyalitas Mabuhay Miles masih berlaku. Penumpang masih bisa menikmati layanan kami dengan tenang, serta menunggu rute penerbangan yang akan kami buka seiring dengan pemulihan pasar dari Covid-19,” jelas Phillipine Airlines.

Pailit untuk bayar utang

Philippine Airlines
Philippine Airlines

Seperti diketahui, pandemi Covid-19 memang telah menerjang bisnis maskapai penerbangan, termasuk Phillipine Airlines. Salah satu efeknya adalah sepinya penumpang karena adanya pembatasan wilayah, yang berujung pada kerugian operasional dan utang yang menumpuk.

Phillipine Airlines sendiri saat ini dikabarkan memiliki utang lebih dari 2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 28,4 triliun.

PAL mengklaim, pengajuan bangkrut dan restrukturisasi bisnis tadi diharapkan bakal membantu meringankan beban utang tersebut, sekaligus membuat fondasi bisnis yang kuat untuk kegiatan operasionalnya di masa depan.

Berdasarkan data Ch-aviation.com, PAL sendiri kini memiliki 59 armada pesawat.

Saat ini, sebanyak 27 pesawat disebut masih melayani rute penerbangan secara aktif, sementara 32 pesawat lainnya masih menunggu rute penerbangan kembali dibuka.

PAL sendiri dikabarkan bakal memangkas 20 pesawat untuk membantu pemulihan bisnis mereka. Belum diketahui pesawat mana yang akan dipensiunkan, namun kabarnya mereka bakal memangkas sejumlah unit Airbus A350 atau Boeing 777. Kita nantikan saja informasi selanjutnya.


Content Writer

View all posts