AVIATREN.com – Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) mencabut penangguhan/larangan terbang pesawat Boeing 737 MAX yang terbang dari dan ke Singapura mulai hari ini, Senin (6 September).
Grounded B737 MAX sebelumnya diberlakukan sejak Maret 2019, sehubungan dengan dua insiden fatal yang melibatkan pesawat dalam waktu kurang dari lima bulan, yakni Lion Air dan Ethiopian.
Pada Maret 2019, kecelakaan B737 MAX 8 Ethiopian Airlines menewaskan 157 orang. Sedangkan pada Oktober 2018, B737 MAX 8 Lion Air 737 jatuh di Indonesia, menewaskan 189 orang.
Otoritas Singapura pad Senin ini mengatakan: “CAAS membuat keputusan untuk mencabut pembatasan setelah menyelesaikan penilaian teknisnya, yang mencakup evaluasi perubahan desain pada pesawat yang dibuat oleh Boeing dan disetujui oleh Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) dan validasi pihak berwajib lainnya.”
“CAAS juga meninjau data operasional penerbangan pesawat yang telah kembali beroperasi selama sembilan bulan terakhir dan mengamati bahwa tidak ada masalah keamanan yang mencolok.”
AS mencabut larangan terbangnya pada Boeing 737 MAX pada November 2020 setelah proses peninjauan selama 20 bulan. FAA pada saat itu juga menerbitkan arahan kelaikan udara yang menentukan perubahan desain – termasuk menginstal kontrol penerbangan baru dan perangkat lunak sistem tampilan – yang harus dibuat sebelum pesawat dapat kembali ke layanan, serta persyaratan pelatihan.
Training awak pesawat
Untuk mencabut penangguhan, CAAS mengatakan telah mengeluarkan arahan yang mewajibkan operator B737 MAX yang ingin terbang dari dan ke Singapura, mematuhi dan menerapkan semua tindakan yang diperlukan yang dinyatakan dalam arahan kelaikan udara FAA dan arahan CAAS.
“Ini termasuk menetapkan program pelatihan awak pesawat yang disetujui oleh CAAS yang terdiri dari elemen pelatihan darat dan penerbangan yang ditentukan dalam pelatihan khusus FAA untuk awak pesawat Boeing 737 MAX, dengan pelatihan simulator tambahan untuk memastikan bahwa pilot cukup terlatih dalam manajemen beban kerja saat menangani keadaan darurat pesawat. ,” kata pihak berwenang.
“Secara khusus, Singapore Airlines harus meyakinkan CAAS bahwa ia telah mematuhi dan menerapkan semua tindakan yang diperlukan yang dinyatakan” sebelum pesawatnya dapat kembali beroperasi, tambah otoritas tersebut.
Singapore Airlines saat ini tercatat memiliki enam pesawat Boeing 737 MAX 8. Untuk maskapai asing yang ingin mengoperasikan pesawat ke Singapura, mereka harus mematuhi persyaratan CAAS dan FAA, serta persyaratan lain dari otoritas penerbangan sipil masing-masing, kata otoritas tersebut.
Selain AS, regulator lain yang telah mencabut pembatasan pada pesawat Boeing 737 MAX termasuk dari Uni Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru, dan yang terbaru Malaysia.
“Keselamatan penerbangan adalah yang terpenting,” kata direktur jenderal CAAS, Han Kok Juan dikutip AVIATREN dari Channel News Asia, Senin (6/9/2021)
“CAAS telah mengambil perhatian ekstra untuk menilai, memantau dan memastikan bahwa uji tuntas telah dilakukan dan pesawat Boeing 737 MAX dapat beroperasi dengan aman, sebelum mencabut pembatasan operasi pesawat masuk dan keluar dari Singapura.”