Airbus A321 JetBlue yang diproduksi di Mobile, Alabama.

AVIATREN.com – Banyak cara aneh yang orang lakukan untuk membuat jadwal penerbangan pesawatnya ditunda.  Yang terbaru, seorang wanita berumur 46 tahun mengatakan ke kru pesawat maskapai penerbangan yang hendak ia naiki, JetBlue bahwa di dalam tasnya, yang sudah ada di dalam bagasi, terdapat bom. 

Kejadian itu berlangsung pada Senin (6/9/2021) malam waktu setempat di bandara Hollywood International Airport, Fort Lauderdale, Florida AS. 

Awalnya, ia dikabarkan sempat memaki kru pesawat dengan beragam kata umpatan lantaran ia datang terlambat dan tidak boleh masuk ke pesawat.

Ia pun bersikeras untuk menjelaskan bahwa anaknya akan menghadiri kegiatan sekolah besok, sehingga ia memang harus naik pesawat tersebut.

Meski tak boleh masuk, barang bawaan wanita tersebut diakui pihak JetBlue sudah ada di dalam pesawat yang hendak lepas landas. 

Setelah mendapatkan informasi itu, wanita ini konon tambah marah dan langsung mengaku bahwa ada bom di dalam tasnya. 

Akibat kejadian ini, wanita tersebut langsung diamankan oleh pihak kepolisian setempat.
Seluruh penumpang yang ada di dalam pesawat pun akhirnya dievakuasi, untuk menghindari kejadian bom meledak. 

Namun, setelah pesawat digeledah, tas milik wanita tadi ternyata tidak dibekali dengan bom.

Walhasil, wanita tersebut kini dilaporkan menjadi tersangka terkait pelaporan palsu tentang penanaman bom, bahan peledak, atau senjata pemusnah massal dengan denda 10.000 dolar AS atau sekitar Rp 142 juta.

Pengadilan setempat lantas menyarankan wanita tersebut untuk menjalani evaluasi kesehatan mental untuk mengetahui apakah ia mengidap gangguan jiwa atau tidak.

“Itu adalah kesalahan yang tidak disengaja. Dia panik karena putranya harus pergi ke sekolah (besok). Kejadian itu tak terkendali, tapi dia sebenarnya tidak bermaksud melakukan itu,” kata seorang kerabat wanita tersebut.

Bukan hanya satu kali

Delta Airlines

Kejadian pelaporan palsu terkait bom di dalam pesawat sendiri, yang membuat para penumpang heboh dan jadwal pesawat tertunda, bukan pertama kali terjadi.

Pada Juli lalu, seorang pria berumur 74 tahun ditangkap setelah diduga memberi tahu seorang karyawan di loket penjualan bahwa ada bom di tasnya, memaksa bandara untuk mengevakuasi tiga terminal, menutup jalan ke terminal tersebut, dan membatalkan serta menunda puluhan penerbangan. 

Ia didakwa dengan kejahatan yang sama seperti wanita 46 tahun tadi dan terancam dijatuhi hukuman 15 tahun penjara. Sebagai tambahan, seorang hakim memerintahkan dia agar untuk tidak kembali ke bandara Fort Lauderdale.

Sebulan sebelumnya, penegak hukum federal juga menangkap seorang pria asal Georgia, AS setelah dia diduga menelepon ke Bandara Internasional Lehigh Valley di Allentown, Pennsylvania, AS, lantaran khawatir putrinya menyelundupkan ganja dalam penerbangan salah satu maskapai penerbangan Delta Air Lines. 

Awalnya, ia frustasi dan bertanya kepada seorang karyawan Delta Air Lines, apa yang akan mereka lakukan jika ternyata ada bom di pesawat.

Setelah itu, pesawat yang sudah berada di landasan terbang dievakuasi, dan pihak berwenang tidak menemukan bom atau obat-obatan di dalam pesawat tersebut.

Terkait maraknya kejadian ini, pihak Administrasi Penerbangan Federal (FAA) melaporkan bahwa ada sekitar 3.800-an laporan palsu yang efeknya membuat heboh satu bandara, menunda penerbangan, menutup jalur terminal, dan lain sebagainya, dengan denda kurang lebih 1 juta dolar AS (sekitar Rp 14,2 miliar) yang dibebankan pada beberapa orang.

Tidak dijelaskan apa penyebab banyaknya laporan palsu yang bikin heboh ini, namun FAA mengakui kejadian ini meningkat sepanjang pandemi berlangsung.

Content Writer

View all posts