AVIATREN.com – Tak hanya melalui darat, perusahaan ekspedisi internasional biasanya juga melakukan pengiriman ke banyak tempat melalui jalur udara, supaya barang yang dikirimkan cepat sampai meski jaraknya jauh.
Nah, untuk menunjang kegiatan operasional tersebut, mereka tentunya membutuhkan armada pesawat kargo.
Uniknya, beragam perusahaan ekspedisi di industri penerbangan ternyata gemar membeli pesawat kargo yang umurnya rata-rata sudah uzur.
DHL Aviation, misalnya, memiliki armada pesawat kargo yang umurnya rata-rata mencapai 22,3 tahun, beberapa kantor cabang bahkan memiliki armada pesawat kargo yang berusia lebih dari 35 tahun.
Lalu ada FedEx Express yang memiliki armada pesawat kargo yang usianya rata-rata mencapai 20,7 tahun, diikuti dengan UPS Airlines dengan rata-rata usia armada pesawat yang mencapai 19,8 tahun.
Di sisi lain, maskapai penerbangan komersil justru memiliki armada pesawat penumpang yang umur rata-ratanya tidak sampai 20 tahun.
Beberapa di antaranya seperti Singapore Airlines (6,6 tahun), Emirates (7,1 tahun), American Airlines (11,3 tahun), Qantas (11,5 tahun), dan lain sebagainya.
Lantas, mengapa perusahaan ekspedisi suka melirik pesawat kargo yang sudah berumur? Mengapa tidak menggantinya dengan pesawat yang lebih baru seperti apa yang dilakukan aneka maskapai penerbangan?
Lebih terjangkau
Alasan pertama mengapa perusahaan ekspedisi melirik pesawat kargo model lama tentunya adalah harganya yang terjangkau.
Penghematan membeli pesawat kargo bisa membuat suatu perusahaan ekspedisi memperbanyak armada penerbangannya.
Dengan begitu, mereka bisa mengirimkan banyak barang ke beragam wilayah dengan efisien dan mendulang keuntungan dengan cepat.
Meski demikian, pesawat kargo model lama biasanya membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak, serta perawatan ekstra dan mahal, terlebih jika ada spare part yang rusak.
Namun, jika biaya pesawat lebih murah di muka, maka perusahaan ekspedisi kemungkinan besar tidak akan keberatan menghabiskan lebih banyak biaya untuk merawat pesawat tersebut.
Tidak perlu sering dirawat
Terkait perawatan, pesawat kargo sendiri sebenarnya memiliki jam terbang unik, membuatnya lebih tahan lama tanpa harus melalui perawatan berkala seperti pesawat penumpang.
Pasalnya, pesawat kargo cenderung terbang lebih jarang daripada pesawat penumpang.
Sebagai contoh, pesawat penumpang Boeing 737 milik United Airlines bisa memiliki jadwal terbang 6-8 kali sehari.
Di sisi lain, pesawat kargo FedEx hanya akan menjalankan 4-6 kali penerbangan sehari dengan jenis pesawat yang sama, namun dengan jarak yang biasanya lebih jauh.
Seperti diketahui, jika pesawat sering melakukan operasional penerbangan, maka pesawat tersebut akan lebih cepat terkikis karena tekanan bertubi-tubi, misalnya komponen ban pesawat yang cepat aus karena tekanan ketika mendarat.
Sehingga, pesawat kargo tua menjadi pilihan yang tepat karena proses perawatannya tidak akan sesering pesawat penumpang, di samping harganya yang murah.
Terpaksa cari pesawat kargo bekas
Pemilihan pesawat kargo yang lebih tua sendiri sejatinya tak lepas dari sejarah. Sekitar tahun 1970-an, tak sedikit maskapai penerbangan yang meluncurkan layanan ekspedisi kesulitan mencari pesawat kargo.
Hal ini disebabkan oleh Airbus dan Boeing yang tak memiliki cukup kapasitas untuk membuat pesawat kategori tersebut.
Walhasil, perusahaan ekspedisi macam FedEx dan lain sebagainya terpaksa harus mengincar pasar pesawat bekas, supaya mereka bisa menghadirkan layanan antar barang melalui jalur udara yang kala itu tengah naik daun.
Seiring berjalannya waktu, produsen pesawat macam Boeing akhirnya menambah kapasitas produksi pesawat penumpangmodel lama, seperti B767, namun disulap menjadi pesawat kargo.
Beberapa perusahaan ekspedisi sebenarnya ada yang memesan pesawat kargo model baru, seperti B777 Freighter.
Hanya saja, mereka agaknya harus berkompetisi dan rebutan pesawat dengan maskapai penerbangan yang juga menghadirkan layanan kargo.
Dengan kata lain, mengincar pesawat kargo yang sudah berumur agaknya menjadi strategi yang tepat, demi menghindari kompetisi dengan maskapai penerbangan konvensional.
Tak ada tuntutan penumpang
Sejatinya, tugas utama pesawat kargo memang bukan mengangkut orang seperti pesawat penumpang.
Artinya, perusahaan ekspedisi sebenarnya tak perlu repot mengikuti tuntutan penumpang masa kini yang sebagian besar memang menyukai pesawat baru dengan interior kabin menarik, disertai dengan pelayanan yang baik dan nyaman.
Selain itu, aktivitas manusia di dalam kabin sejatinya bakal mempercepat kerusakan di dalam kabin itu sendiri, baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Sehingga, pesawat penumpang akan lebih sering mengalami perbaikan atau peningkatan interior kabin demi meningkatkan pelayanan, di samping mengganti pesawatnya dengan yang baru.
Di sisi lain, perusahaan ekspedisi justru tak perlu menghiraukan pelayanan penumpang dan interior kabin pesawat. Sebab, pesawat sejatinya hanya akan diisi oleh angkutan kargo saja.