AVIATREN.com – Pembuat pesawat asal Rusia, United Aircraft Corporation (UAC) mengonfirmasi pihaknya telah memulai proses produksi pesawat berbadan sempit (narrowbody) mereka, yaitu Tu-214 demi memenuhi permintaan industri penerbangan dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Chief Executive Officer UAC, Yuri Slyusar. Ia juga mengatakan bahwa pihaknya bakal meningkatkan kapasitas produksi pesawat dalam beberapa waktu ke depan.
“Kami berencana untuk menggenjot proses produksi pesawat dalam waktu dekat. Untuk saat ini, kami sudah memulai produksi untuk 20 unit pesawat Tu-214,” jelas Yuri dalam sebuah pernyataan, dikutip Aviatren dari SimpleFlying, Selasa (12/4/2022).
Rencananya, UAC bakal memproduksi sekitar 10 unit Tu-214 per tahun. Artinya, apabila tidak ada halangan, butuh waktu dua tahun untuk mencapai target produksi 20 unit Tu-214 yang dipasang UAC tadi.
Sebelumnya, UAC sendiri sudah memproduksi Tu-214, namun dalam jumlah terbatas lantaran dipakai untuk urusan pemerintahan.
Terlepas dari Tu-214, Yuri juga mengatakan bahwa pihaknya bakal meningkatkan jumlah produksi pesawat tipe lainnya, seperti pesawat long-haul IL-96 dan pesawat angkut IL-76 dalam beberapa waktu ke depan.
Tidak disebutkan kapan UAC bakal melakukan penambahan produksi pesawat untuk dua model tersebut.
Namun yang jelas, seperti yang telah disebutkan di atas, berbagai upaya Rusia melalui UAC ini dilakukan untuk meningkatkan produksi pesawat dalam negeri, pasca berbagai produsen pesawat luar negeri macam Airbus dan Boeing menyetop dukungannya ke Rusia.
Penyetopan dukungan tersebut, termasuk pengiriman pesawat model baru dan suku cadang berikut layanan perbaikan pesawat, sejalan dengan sanksi internasional yang dijatuhkan kepada Rusia yang hingga saat ini masih melancarkan aksi militernya di Ukraina.
Dengan begitu, Rusia harus “putar otak” untuk memenuhi kebutuhan industri penerbangan dalam negeri, seperti meningkatkan kapasitas produksi Tu-214 tadi, supaya mereka tidak kekurangan pesawat.
Menarik melihat bagaimana strategi Rusia untuk menanggulangi kelangkaan pesawat komersil di sana, mengingat pesawat buatan mereka dikenal tidak sebagus pesawat buatan asing macam Airbus atau Boeing dari segi kenyamanan, efisiensi, dan lain sebagainya.