AVIATREN.com – Harga tiket pesawat masih menjadi persoalan tersendiri di industri penerbangan Indonesia yang kini berangsur pulih.
Salah satu yang menjadi sorotan belakangan ini adalah harga tiket Garuda Indonesia yang konon masih mahal dibanding maskapai lainnya.
Kenaikan harga tiket sendiri utamanya berkaitan dengan kapasitas kursi pesawat yang tidak bisa menampung atau menyesuaikan permintaan yang ada.
Setidaknya begitu menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
“Jadi salah satu yang dipetakan dari beberapa kunjungan kami, roadshow dengan pasar-pasar potensial, masalah utama dari kebangkitan (industri penerbangan) kita adalah kapasitas penerbangan atau seat capacity,” kata Sandiaga, dikutip Aviatren dari Detik.com, Rabu (1/6/2022).
“(Masalah) ini juga dihadapi oleh pasar Australia, pasar Asia Selatan, maupun semua penerbangan baik menuju ke Indonesia ke luar negeri atau dalam lingkup domestik,” imbuh Sandiaga.
Karena harga tiket Garuda tergolong masih mahal, Sandiaga menyebut bahwa Kemenparekraf sudah berkoordinasi dengan Kementerian BUMN supaya Garuda bisa menyediakan armada yang cukup dan bisa menampung permintaan yang ada.
“Nah, ini tentunya harus kami solusikan dengan kolaborasi. (Untuk) Garuda, saya baru berkoordinasi dengan Kementerian BUMN, dan perlu waktu sampai Juni untuk menuntaskan proses PKPU-nya,” jelas Sandiaga.
Karena proses PKPU Garuda juga belum selesai, Sandiaga menyebut bahwa proses penambahan armada maskapai tersebut akan memakan waktu, terlebih apabila ingin mencapai jumlah target mencapai 60 armada.
Berdasarkan data PlaneSpotters.net, jumlah armada Garuda yang aktif sendiri saat ini berjumlah 35 unit pesawat, sementara yang masih belum beroperasi berjumlah 45 pesawat.
Ke depannya, Sandiaga berharap maskapai asing bisa menambah frekuensi penerbangannya ke Indonesia. Hal ini bertujuan supaya harga tiket juga ikut mengalami penurunan, seiring dengan bertambahnya frekuensi penerbangan dari maskapai lain.
“Kalau kapasitas penerbangannya bertambah, harga tiket otomatis akan menurun,” pungkas Sandiaga.