AVIATREN.com -Â Sebuah pesawat Cessna 172 yang dioperasikan oleh sekolah penerbangan Nusa Flying International, Jakarta, mati mesin di udara di ketinggian 1.000 kaki pada Senin (20/6/2016).
Pilot pesawat, Joshua Adolf Wattimena (21) dan kopilot Boby Sihafriya Adhi (21), warga Gedawang, Semarang, mengambil keputusan mendaratkan pesawat di areal tambak dan menghindari perkampungan untuk menghindari korban jiwa.
“Kalau di tambak, peluang selamatnya lebih besar,” kata Joshua seperti dikutip AVIATREN dari Kompas.com, Selasa (21/6/2016).
Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Joshua dilaporkan mengalami luka lecet di tangan dan kaki sedangkan Boby mengalami luka lecet di tangan dan kaki serta memar di bagian kepala.
Kronologi
Diceritakan Joshua, Cessna 172 registrasi PK-NIV lepas landas dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, sekitar pukul 12.00 WIB siang itu. Pesawat kemudian mengalami masalah teknis saat berada di ketinggian 1.000 kaki di atas Demak.
Pilot dan kopilot mengambil keputusan mendaratkan pesawat di areal tambak dan menghindari perkampungan.
Pada saat mendarat, karena medannya berat yakni areal tambak yang tidak rata dan berlumpur, pesawat tergelincir. Salah satu roda masuk ke air hingga pesawat terbalik dengan posisi moncong berada di bawah.
“Ketika berangkat kondisi mesin baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda kerusakan. Pada saat di udara dan mesinnya mati, kita mengandalkan angin mencari areal pertambakan,” ucap Joshua yang memiliki 100 jam terbang.