Bombardier CS300

AVIATREN.com – Maskapai pelat merah, garuda indonesia dikabarkan bakal mengganti armada CRJ1000NG (CRK) dan ATR 72-600 dengan pesawat narrow body CS300. Keduanya sama-sama pesawat buatan pabrikan Kanada, Bombardier.

Seluruh armada CRJ1000 NG dan ATR 72-600 Garuda Indonesia akan diganti dengan Bombardier CS300. Alasan penggantian disinyalir adalah soal biaya operasional. Sumber dalam industri yang tidak mau disebut namanya mengatakan kepada AVIATREN, bahwa CRJ1000 sangat boros.

Menurut sumber tersebut, biaya operasional CRJ1000 sangat tinggi, dan selama ini harus disubsidi. Bahkan, dengan seluruh kursi terisi pun sebenarnya tidak bisa menutupi biaya operasional CRJ1000 NG ini.

Untuk itulah, Garuda Indonesia berencana mengganti seluruh CRJ1000 NG dan ATR72-600 yang dioperasikan dengan Bombardier C series, tepatnya CS300.

Bombardier CS300 adalah pesawat narrow body pesaing B737 MAX 7 dan A319neo. Pesawat ini terbang perdana pada Februari 2015 lalu dan dikirim ke launch customer AirBaltic pada November 2016. Dari segi kapasitas penumpang, Bombardier CS300 mampu mengangkut 130 hingga 160 penumpang.

Sama dengan ATR72-600 dan CRJ1000, Bombardier CS300 juga akan digunakan Garuda Indonesia untuk menerbangi rute-rute yang tidak bisa didarati oleh armada B737-800 NG, terutama di kawasan timur Indonesia.

Sebelumnya, pada November 2017 lalu, Direktur Keuangan Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono sudah mengatakan bahwa akan ada satu jenis pesawat baru yang akan dipilih Garuda Indonesia untuk menggantikan CRJ1000 NG dan ATR72-600.

Namun saat itu, Helmi tidak menyebutkan jenis pesawat pengganti yang dimaksud.

“Jenis pesawat yang baru ini juga akan dipakai untuk melayani penerbangan perintis yang tidak memerlukan landasan pacu yang panjang. Ini sesuai dengan kebutuhan rute tesebut,” ujar Helmi seperti dikutip AVIATREN dari KOMPAS.com, Sabtu (10/3/2018).

Helmi mengakui dua pesawat tersebut, utamanya CRJ-1000 banyak menyedot biaya operasional dan berkontribusi terhadap beban keuangan perusahaan. Sehingga perseroan tengah menyiapkan sejumlah strategi agar biaya operasional pesawat tidak tinggi. 

Mengutip situs resmi Garuda Indonesia, maskapai milik pemerintah sekarang mengoperasikan pesawat Bombardier CRJ-1000 sebanyak 18 unit pesawat dan ATR 72-600 sebanyak 11 unit.Â