B737-800 Sriwijaya Air (Facebook Sriwijaya Air)

AVIATREN.com - Seorang calon penumpang pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 556 rute Makassar- Ternate, diamankan oleh Avsec Bandara Sultan Hasanuddin, saat akan terbang, Jumat (23/3/2018) lalu. Penumpang bernama Abdullah Tudoho itu diamankan lantaran telah membuat panik calon penumpang lainnya dan petugas.

Tudoho, pria berusia 34 tahun itu bergurau memabawa bom, padahal pesawat sudah bersiap untuk terbang. Communication head and legal section Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Turah Ajiari mengatakan, pelaku menyampaikan pihak maskapai bahwa ia sedang membawa bom yang disimpan di dalam bingkisannya.

“Kejadiannya sekitar jam 09.30 pagi. Calon penumpang ini, menyampaikan ke petugas kalau di dalam bingkisannya ada sebuah bom. Makanya petugas dan calon penumpang lainnya panik. Pelaku lalu barangnya digiring keluar dari dalam bandara,” kata Turah, dikutip AVIATREN dari Tribunnews, Sabtu (24/3/2018).

Turah menjelaskan kronologi penangkapan warga Desa Okedotilau, Kecamatan Oba Tengah, Kabupaten Tidore Kepulauan, Maluku Utara tersebut, awalnya, pukul 09.30 wita, pelaku boarding melalui gate tiga lantai dua Bandara.

Setelah itu, pelaku masuk ke dalam kabin SJ 556 dan langsung duduk di seat atau kursi 15 D. Saat itu, seorang pramugari Sriwijaya SJ-556 meminta pelaku untuk pindah tempat duduk berdasarkan seat yang tertera di tiket.

“Harusnya pelaku berada di kursi 15 C, tapi dia duduk di 15 D. Pramugari datang memintanya untuk pindah. Pelaku pun pindah ke tempat yang dimaksud,” kata Turah.

Pramugari lalu menayakan jenis barang bawaan pelaku. Pertanyaan tersebut dijawab dengan gurauan isinya bom. Selanjutnya pramugari tersebut melaporkan kepada pihak Avsec Sriwijaya. 

Pelaku lalu dipaksa turun dari badan pesawat dan dibawa ke Posko Avsec Bandara, untuk di mintai keterangan. Pelaku tidak diijinkan untuk melanjutkan penerbangannya dengan menggunakan pesawat Sriwijaya. 

“Setelah membuat pernyataan, tidak akan mengulangi candaan mengenai bom. Pelaku dibiarkan untuk melanjutkan penerbangannya dengan menggunakan pesawat lain,” katanya.

Turah memastikan pihaknya akan mengamankan semua calon penumpang yang bergurau ada bom. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya ledakan dalam pesawat maupun dalam bandara

 

Pria kelahiran Tidore 13 Juni 1984 tersebut,Â