CEO Etihad Airways dalam sebuah wawancara baru-baru ini mengatakan bahwa masalah pada A380 itu adalah kelebihan dua mesin pesawat.
Ilustrasi Etihad Airways

AVIATREN.com – Airbus A380 merupakan pesawat berbadan lebar (wide-body) dua tingkat (double-deck) yang ditenagai dengan empat mesin bertipe Rolls-Rocye Trent 900 atau GE/Pratt & Whitney GP7200.

Dengan kapasitas kurang lebih 853 penumpang, pesawat ini digadang-gadang sebagai pesawat penumpang terbesar di dunia, dan bahkan sering dijuluki sebagai pesawat “Superjumbo”.

Karena bodinya yang besar, interior pesawat ini pun, begitu juga layanannya, bisa dibuat semewah mungkin, memberikan pengalaman penerbangan yang berbeda kepada para penumpang.

Nah, salah satu maskapai penerbangan yang memiliki kabin A380 ciamik adalah Etihad Airways. Meski demikian, pesawat A380 milik operator asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab tersebut kini tidak beroperasi lagi dan hanya diparkir alias grounded di dua situs yang berlokasi di Perancis dan Spanyol.

Bahkan, situs Planespotters.net mencantumkan 10 unit A380 milik Etihad dengan status “Historic”, alias tak lagi melayani rute penerbangan.

Alasan A380 Etihad tak mengudara

Etihad Airways A380

Terkait nasib A380 Etihad tersebut, CEO Etihad Group, Tony Douglas mengatakan bahwa sebenarnya ada sedikit kemungkinan pesawat Superjumbo mereka kembali melayani penumpang.

Hanya saja, ada keterbatasan yang menjadi penghalang bagi sang CEO untuk mengizinkan hal itu terjadi, yaitu mesin A380 yang disebut terlalu banyak dan tidak efisien untuk operasional penerbangan.

“Realitanya adalah, pesawat yang memiliki lebih dari dua mesin, (operasionalnya) tidak akan berjalan dengan mulus. Sebab, biaya operasional, serta pembakaran bensin, sejatinya tidak akan menjadikan (pesawat bermesin lebih daru dua/A380) kompetitif dan menjadi pilihan di pasaran,” kata Douglas dalam sebuah wawancara.

Ia melanjutkan bahwa pesawat A380 sejatinya memiliki dua mesin terlalu banyak untuk kondisi pasar penerbangan saat ini. Hal itu lantas membuat pesawat tersebut satu langkah di belakang pesawat wide-body lainnya dalam hal efisiensi mesin, seperti B787 atau A350.

“Pesawat A380 sendiri kelebihan dua mesin, dan teknologi mesin tersebut jauh dari teknologi mesin-mesin modern generasi terbaru yang ada di pesawat kekinian macam B787 dan A350,” imbuh Douglas

A380 Etihad bakal dipensiunkan?

Etihad Airways A380

Meski di-grounded karena alasan tadi, Douglas sendiri tidak mengatakan secara gamblang apakah Etihad A380 bakal dipensiunkan atau tidak.

Namun, Douglas yakin bahwa keputusan Etihad untuk melakukan grounded pada A380 saat ini akan mengecewakan banyak konsumen.

Terlebih, ia mengklaim banyak penumpang yang puas akan layanan yang diberikan di pesawat Etihad A380.

Di situs web Etihad sendiri, pesawat Superjumbo itu terpantau sudah tak dicantumkan lagi, sehingga penumpang harus memilih jenis pesawat Etihad lainnya.

Beberapa pesawat yang tercantum di sana hanyalah pesawat penumpang seri Airbus A320 berjumlah 30 unit, seri Boeing 787 berjumlah 39 unit, seri Boeing 777 berjumlah 19 unit, serta pesawat kargo Boeing 777 berjumlah 5 unit.

Sebelumnya, Douglas sempat memberikan pernyataan kepada media lokal, The National ketika Etihad memutuskan untuk meng-grounded A380 beberapa bulan lalu.

Ia mengatakan bahwa A380 kemungkinan besar memang tidak akan melayani rute penerbangan lagi. Kita nantikan saja kelanjutan nasib dari pesawat Superjumbo Etihad tersebut.

Content Writer

View all posts