AVIATREN.com – Setelah penantian lama, Komite Kabinet Keamanan (CCS) India akhirnya merampungkan pembelian 56 pesawat angkut militer Airbus C-295 pada Rabu (8/9/2021).
Konon, nilai transaksi puluhan unit pesawat tersebut benilai 2,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 35,6 triliun)
Menurut Kementerian Pertahanan India, pesawat-pesawat ini nantinya akan menggantikan armada pesawat angkut militer Avro-748 milik Angkatan Udara India yang sudah beroperasi sejak tahun 1960-an.
Dari total 56 pesawat, sebanyak 16 unit akan dikirimkan oleh Airbus dari Spanyol dalam kondisi flyaway, setidaknya dalam kurun waktu dua tahun, terhitung sejak kontrak transaksi ditandatangani.
Sisanya, yaitu 40 unit pesawat, rencananya bakal diproduksi oleh perusahaan konsorsium swasta asal India, Tata Advanced System Limited (TASL), dalam waktu sepuluh tahun sejak kontrak transaksi ditandatangani.
“Ini adalah proyek pertama di segmen pesawat angkut militer, di mana unit pesawat akan diproduksi di India oleh perusahaan swasta,” kata Kementerian Pertahanan India dalam sebuah pernyataan.
Genjot perekonomian India
Sekadar informasi, program pembuatan pesawat angkut di dalam negeri ini merupakan bagian dari inisiatif “Make in India” yang digaungkan oleh pemerintah setempat.
Program tersebut bertujuan untuk menstimulasi pertumbuhan perekonomian nasional melalui produk dalam negeri.
Sebelum C-295 dikirimkan ke India, pemerintah setempat sendiri berencana akan membangun beragam fasilitas yang berkaitan dengan MRO (maintenance, repair, dan overhaul) pesawat angkut tersebut.
Adapun rencana ini diharapkan bisa membuka banyak lapangan pekerjaan dan pada akhirnya akan berkontribusi untuk meningkakan perekonomian lokal.
Pengganti AN-32
Sedikit tentang C-295, meski pesawat tersebut ditujukan untuk mengganti pesawat angkut Avro-748, pesawat ini juga dipercaya bisa menggantikan peran pesawat angkut lainnya yang dimiliki Angkatan Udara India, yaitu AN-32.
Pasalnya, pesawat angkut itu dapat melakukan penerbangan dari landasan pendek yang tidak memenuhi standar, serta menjalankan misi operasional di tengah segala kondisi cuaca ekstrem.
Untuk spesifikasinya sendiri, pesawat C-295 ditenagai dengan dua mesin turboprop PW127G buatan Pratt & Whitney Canada.
Pesawat tersebut memiliki kapasitas 7 ton dan dibekali dengan pintu belakang dengan model ramp yang bisa dibuka ketika pesawat mengudara, memungkinkan kru di dalam pesawat melakukan aksi terjun payung.
Selain itu, kehadiran pintu besar ini juga memungkinkan barang kargo dan angkutan lainnya bisa dimasukkan ke dalam pesawat dengan mudah.
*****