Kendati belum rampung sepenuhnya, fasilitas bandara seperti terminal kedatangan dan keberangkatan, serta landasan fisik, saat ini sudah layak digunakan.
Bandara Ngloram, Blora

AVIATREN.com – Bandara Ngloram di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora rencananya bakal dibuka perdana untuk penerbangan komersil dan umum pada 29 Oktober 2021 mendatang.

Kepala Satuan pelayanan Bandara Ngloram, Abd. Rozak mengatakan, penerbangan perdana ini baru dibuka untuk rute penerbangan dari Jakarta – Cepu dan sebaliknya.

“Sementara ini baru di buka rute Jakarta dari Bandar Halim Perdanakusuma ke Cepu Bandara Ngloram dan sebaliknya,” kata Rozak dalam sebuah pernyataan.

Tidak setiap hari, rute penerbangan ke bandara tersebut, jelas Rozak, sementara akan dibuka dua kali dalam seminggu, yakni hari Jumat dan Senin.

“Sementara untuk penerbangan komersil dibuka seminggu dua kali. Sambil melihat perkembangannya,” imbuh Rozak.

Saat ini, Rozak mengatakan pihaknya tengah melakukan persiapan terkait semua fasilitas yang berkaitan dengan pelayanan penumpang, sehingga bisa rampung pada dan digunakan sebelum pembukaan bandara pada 29 Oktober nanti.

“Untuk terminal keberangkatan dan kedatangan sudah siap, hanya saja tinggal mengisi perabot dan ornamen ornamen hiasan. Secara keseluruhan Bandara ini sudah siap untuk melakukan penerbangan,” ungkap Rozak.

Pengembangan terus dilakukan

Ke depannya, pengembangan dan pembangunan bandara, seperti perluasan lahan, juga bakal terus dilakukan.

Rencananya, pembebasan lahan untuk pembangunan gedung kantor di bandara udara Ngloram, Cepu, Kabupaten Blora sendiri akan menelan anggaran sebesar Rp 30 Miliar.

Kepala Kantor UPBU Kelas III Dewadaru-Karimunjawa, Ariadi Widiawan menjelaskan bahwa lahan yang akan dibebaskan untuk area perkantoran nantinya akan memiliki luas 5 hektar.

“Kami ajukan pembebasan lahan ini seluas 5 hektar. Anggaran yang diajukan sebesar Rp 30 Miliar. Tahun depan rencana realisasinya,” kata Ariadi dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu.

Adapun area gedung perkantoran yang akan dibangun meliputi perkantoran untuk petugas bandara, kantor BMKG dan kantor navigasi udara.

Meski demikian, Ariadi belum merinci berapa anggaran untuk pembangunan fasilitas dan gedung perkantoran tersebut.

“Anggaran pembangunan kantor kami belum menghitung. kami hitungnya dari luas lahan pembebasannya. (Sebab), kami belum tahu ini pembebasan lahannya nanti yang akan direalisasikan seluas berapa hektar,” jelas Ariadi.

Kendati belum rampung sepenuhnya, Ariadi menambahkan bahwa kondisi bandara sendiri, seperti terminal kedatangan dan keberangkatan, serta landasan fisik, saat ini sudah layak disambangi pesawat.

“Panjang landasan saat ini sudah mencapai 1.500 meter. Ini rencana juga akan ada penambahan panjang landasan sepanjang 100 meter. Secara fisik bandara ini sudah bisa didarati pesawat,” terang Ariadi.

Ariadi menjelaskan, yang kini tersisa dan masih menjadi “pekerjaan rumah” pengelola adalah mengisi kekosongan properti di dalamnya untuk meningkatkan pelayanan bandara, termasuk pembangunan area parkir kendaraan yang saat ini disebut sedang berjalan.

Content Writer

View all posts