AVIATREN.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih terus melakulan investigasi terkait insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Kasubkom KNKT Moda Penerbangan, Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa investigasi tersebut dibantu dengan komite keselamatan lain yang berasal dari tiga negara.
“Investigasi saat ini masih terus berlangsung, yang berpartisipasi dalam investigasi kami adalah National Transportation Safety Board dari Amerika, Transport Safety Investigation Bureau dari Singapore dan Air Accident Investigation Branch dari Inggris,” kata Nurcahyo, dikutip Aviatren dari Kumparan.com, Senin (20/12/2021).
Nurcahyo kemudian membeberkan bagaimana perkembangan proses investigasi insiden Sriwijaya Air SJ182, diawali dengan terbitnya laporan awal pasca jatuhnya pesawat tersebut pada 10 Februari 2021.
Laporan ini sendiri berisi rekomendasi pada pihak Sriwijaya Air dan Dirjen Perhubungan Udara. Adapun laporan tersebut dirangkum berdasarkan proses investigasi awal di sekitar tempat jatuhnya pesawat.
“Sebelumnya pada tanggal 16 Januari, kami melakukan pemeriksaan enhanced ground proximity warning system. Komponen ini kami temukan di laut dari hasil penyelaman dan kami lakukan analisa di Amerika. Namun karena kondisinya dan beberapa bagian sudah terlepas, memory chip-nya, tidak banyak data yang kami peroleh,” imbuh Nurcahyo.
Sebulan setelahnya, yaitu pada tanggal 16 Februari 2021, KNKT lantas melakukan pengujian autothrottle computer di Inggris, dilanjutkan dengan penemuan cockpit voice recorder (CVR) pada 30 Maret lalu yang datanya sudah berhasil diunduh pihak KNKT untuk keperluan investigasi.
Di tempat terpisah, Nurcahyo mengatakan bahwa Honeywell Aerospace juga melakukan pengujian flight control di Amerika Serikat (AS) pada 30 Maret dan 15 Juni 2021. Pengetesan sendiri harus dilakukan dua kali lantaran ada komponen rusak yang harus diperbaiki.
Pada 15 Agustus 2021, Nurcahyo mengatakan bahwa pihaknya juga telah melakukan pengukuran spoiler dan control column kendali di cockpit terkait dengan sistem autothrottle, menggunakan sistem salah satu pesawat di Inggris.
Sementara itu, pihak KNKT juga menjalankan simulasi reka ulang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Las Vegas Flight Academy. Simulasi ini dilakukan berdasarkan data yang didapat dari CVR. Lantas, bagaimana hasilnya?
“Hasilnya kurang memuaskan, dan kami telah melakukan simulasi ulang pada 7 Desember kemarin di NAM Training Center di Tangerang. Simulasi ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem pesawat bekerja dan kami ingin melihat apa kegiatan pilot di cockpit sesuai dengan data cockpit recorder,” jelas Nurcahyo.
Perkembangan terakhir investigasi KNKT sendiri masih sampai di pengujian terhadap komponen autothrottle system di AS yang dilakukan pada 9 Desember 2021.
Ke depannya, Nurcahyo berharap bahwa pengujian ini bisa menjadi yang terakhir untuk kemudian bisa disimpulkan penyebab kecelakaannya.
“Kami berharap bahwa pengetesan ini adalah proses pengumpulan data terakhir dan selanjutnya kami berharap seluruh data yang kami temukan sudah selesai dan kami jadwalkan pertengahan tahun 2022 investigasi SJ-182 sudah selesai,” pungkas Nurcahyo.
Seperti diketahui, pesawat milik maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 jatuh di kawasan Kepulauan Seribu, Jakarta pada 9 Januari 2021 lalu. Insiden tersebut menyebabkan 62 orang tewas, terdiri dari 56 penumpang, 2 pilot, dan 4 awak kabin.