Angkasa Pura I membuat skema kerja sama pengembangan bandara dengan pihak asing sebagai bagian upaya restrukturisasi.
Angkasa Pura I

AVIATREN.com – PT Angkasa Pura I (AP I) gencar melakukan proses restrukturisasi keuangan agar operasional perusahaan tetap berjalan, sekaligus meringankan beban utang yang sudah mencapai Rp 32,7 triliun. Salah satunya adalah dengan melakukan asset recycling.

Langkah tersebut bisa ditempuh dalam skema kerja sama pengembangan bandara dengan pihak asing, demi meningkatkan nilai aset dari bandara tersebut.

Recycle itu kan memanfaatkan aset agar value-nya meningkat. Jadi tidak dijual asetnya, tapi dikerjasamakan sehingga value-nya naik,” kata Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, dikutip Aviatren dari CNBCIndonesia, Selasa (21/12/2021).

Fahmi melanjutkan, akan ada tiga bandara AP I yang nantinya bakal ikutan dikelola oleh pihak asing.

Ketiga bandara tersebut mencakup Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar.

Sudah ada investor

Menurut Fahmi, sudah ada calon investor yang tertarik untuk mengembangkan Bandara Internasional Zainuddin Abdul.

Investor tersebut tertarik lantaran ada potensi wisata di wilayah Lombok, di mana gelaran internasional macam Superbike dan MotoGP bakal digelar pada 2022 mendatang di Sirkuit Mandalika.

“Sekarang ini sudah tahap penawaran, ada beberapa kandidat yang berminat untuk masuk,” imbuh Fahmi.

Fahmi tidak menyebutkan apakah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sudah mendapatkan investor atau belum, namun pengembangannya disebut masih akan menunggu trafik penumpang meningkat.

Sementara itu, pencarian investor untuk mengembangkan Bandara Ngurah Rai juga belum dimulai, lantaran masih menunggu trafik penumpang meningkat pula, mungkin sekitar 2022 mendatang.

Content Writer

View all posts