AVIATREN.com – Philippines Airlines (PAL) nengatakan pihaknya resmi keluar dari status pailit, pasca pengadilan Amerika Serikat (AS) menyetejui rencana mereka untuk melakukan proses restrukturisasi utang perusahaan.
Rencana PAL yang disetujui ini mencakup pengurangan utang perseroan senilai 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,7 triliun), serta tambahan pembayaran likuiditas sebesar 505 juta dolar AS (sekitar Rp 7,2 triliun) dari investor terbesar PAL.
Selain itu, PAL juga berencana untuk mencari dana tambahan dari para investor baru senilai 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2,1 triliun).
“PAL telah merampingkan operasi dengan armada yang ditata ulang dan kini dikapitalisasi perusahaan sudah lebih baik untuk pertumbuhan perseroan di masa depan,” tulis PAL, dikutip Aviatren dari ChannelNewsAsia.com, Kamis (6/1/2022).
Ke depannya, PAL sendiri memastikan pihaknya bakal terus melanjutkan operasi bisnis mereka, terutama ke China dan Australia, seiring dengan pelonggaran perbatasan di sejumlah wilayah.
Sebelumnya, PAL sempat mengajukan pailit di AS pada September 2021 lalu. Hal ini dilakukan untuk meringankan beban utang dari para kreditur, serta sebuah strategi untuk bertahan hidup di tengah gempuran pandemi Covid-19 yang menyerang industri penerbangan.
Terkait efek pandemi, pasar penerbangan di Filipina sendiri dilaporkan turun sebanyak 75 persen pada 2020 lalu, menyebabkan para maskapai domestik merugi, termasuk PAL.
Secara angka, jumlah penumpang di Filipina pada 2020, baik domestik dan internasioanal, hanya berkisar di angka 13 juta orang, menurun drastis dari angka penumpang di 2019 lalu yang berjumlah 60 juta penumpang.
Untuk PAL sendiri, pada September 2021 lalu mereka mengatakan telah membatalkan sekitar 80.000 penerbangan, dan terpaksa harus merugi 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28,7 triliun) dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 2.000 karyawannya.
*****