Garuda Indonesia mengklaim pemangkasan karyawan ini dilakukan sembari memperhatikan etika dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Garuda Indonesia

AVIATREN.com – Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya telah memangkas lebih dari 2.000 karyawan selama periode Januari 2020 – November 2021.

Menurut Irfan, pemangkasan sebanyak 30 persen dari total karyawan tersebut dilakukan sebagai efek dari pandemi Covid-19.

“Jadi 2020 pada Januari sampai November tahun ini kami sudah menurunkan jumlah pegawai 30,56 persen dari 7.891 pegawai menjadi 5.400-an pegawai,” ujar Irfan, dikutip Aviatren dari Bisnis.com, Senin (10/1/2021).

Irfan pun mengklaim bahwa pemangkasan karyawan ini dilakukan sembari memperhatikan etika dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

“Kami melakukan itu dengan cara santun, dengan menekan jumlah pegawai tapi tentu saja taat terhadap peraturan yang ada di negara ini sambil tetap memiliki empati terhadap para karyawan,” imbuh Irfan.

Irfan melanjutkan, meski ada beberapa karyawan yang terdampak, pemangkasan ini disebut mampu menurunkan biaya operasional bulanan yang harus ditanggung Garuda Indonesia.

Pada bulan Oktober 2022, misalnya, biaya operasional perusahaan “hanya” sebesar 6 juta dolar AS (sekitar Rp 85,9 miliar), lebih kecil dibanding biaya operasional bulanan pada Januari 2020 lalu yang berada di angka 16 juta dolar AS (sekitar Rp 229 miliar).

“Ini proses. Kami mesti melibatkan karyawan karena karyawan subjek bukan objek. Kami memilih untuk melakukan pendekatan persuasif dan mengajak karyawan terlibat. Itu kenapa cost (biaya operasional bulanan) bisa turun,” jelas Irfan.

Selain pemangkasan karyawan, Irfan juga mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemotongan gaji di seluruh posisi dan jabatan penting di Garuda, termasuk jajaran direksi dan komisaris, untuk menekan biaya operasional.

Content Writer

View all posts