AVIATREN.com – Setelah dua tahun hiatus sejak Maret 2020 lalu, maskapai bertarif rendah (LCC) asal Australia, Jetstar akhirnya kembali membuka rute penerbangan ke Bali.
Hal ini disampaikan CEO Jetstar, Gareth Evans dalam sebuah pernyataan. Menurut Gareth, pembukaan rute Bali ini akan turut membantu meramaikan dan membantu ekonomi destinasi pariwisata tersebut, seiring dengan pembukaan pembatasan di sejumlah wilayah.
“Kami senang sekali untuk kembali membuka rute Bali, dan kami yakin destinasi ini juga akan kembali menjadi destinasi internasional populer Jetstar dalam waktu dekat,” jelas Evans, dikutip Aviatren dri SimpleFlying, Selasa (15/3/2022).
Penerbangan perdana ke Bali sendiri sudah dibuka sejak Senin (14/3/2022) kemarin dan dan terbang dari Bandara Tullamarine, Melbourne, Australia dengan tujuan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Penerbangan tersebut mengandalkan pesawat Boeing 787-8 dengan nomor penerbangan JQ43 dan membawa sekitar 300 penumpang.
Rencananya, Jetstar bakal melakukan penerbangan rutin untuk rute Melbourne – Bali tiga kali dalam seminggu dengan pesawat yang sama.
Kabarnya, Jetstar juga bakal membuka penerbangan rute Sydney – Bali dengan jadwal tiga kali seminggu mulai pekan ini. Namun, pembukaan rute tersebut konon bakal dimundurkan hingga April mendatang.
Kembalinya Jetstar ke Bali ini menambah daftar maskapai yang kembali membuka rute penerbangan ke Bali, setelah penerapan pembatasan wilayah akibat pandemi Covid-19.
Selain Jetstar, Singapore Airlines, AirAsia, Scoot, Malaysia Airlines, KLM Royal Dutch Airlines, dan maskapai lokal Garuda Indonesia juga sudah membuka rute penerbangan masing-masing ke Bali.
Terkait hal tersebut, pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai, Herry Ay Sikado mengatakan pihaknya optimis penerbangan internasional ke Bali akan pulih dalam waktu dekat.
“Sebab, sejumlah maskapai internasional mulai membuka kembali rute mereka ke Bali seiring berjalannya waktu, pasca ‘Pulau Dewata’ membuka pintunya bagi turis asing,” jelas Herry dalam keterangan terpisah.
“Hal ini juga merupakan harapan untuk pemulihan sektor pariwisata di Bali,” pungkas Herry.