AVIATREN.com – Tarif maskapai penerbangan pada periode mudik Lebaran 2022 diprediksi bakal mengalami peningkatan. Setidaknya begitu menurut pengamat industri penerbangan, Alvin Lie.
Menurut Alvin, kenaikan ini bakal dipengaruhi oleh harga bahan bakar pesawat (avtur) yang saat ini sedang meningkat. Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2021, misalnya, Alvin menyebut bahwa peningkatan avtur sudah mencapai 40 persen.
Karena kenaikan avtur, Alvin memantau bahwa sejumlah maskapai dalam negeri sudah mulai menaikkan tarifnya masing-masing, seperti apa yang sudah dilakukan Batik Air dan Citilink.
Alvin menyeut tarif kedua maskapai tersebut kini mendekati Tarif Batas Atas (TBA) dan nyaris menyamai tarif Garuda Indonesia.
“Memang polanya terlihat maskapai meningkatkan harga tiketnya karena menanggung beban operasi yang tinggi. Tapi kalau harga avtur naik, maskapai juga nggak akan kuat meski sudah naik di TBA. Saat ini, walaupun pendapatan tiket naik tapi biaya operasi naik tinggi karena harga avtur itu,†ujar Alvin, dikutip Aviatren dari Bisnis.com, Jumat (25/3/2022).
Berdasarkan data Pertamina, harga avtur per Kamis(24/3/2022) telah mecapai level Rp 13.677/liter di Bandara Soekarno-Hatta, lebih tinggi dari harga avtur per 1 Desember 2021 lalu yang dipatok di angka Rp 10.599/liter.
Dengan meningkatnya harga avtur ini, Alvin berharap maskapai dapat mempertahankan tarifnya agar tidak terlalu mahal, terlebih menjelang momen mudik Lebaran 2022.
Sebab, menaikkan harga tiket merupakan keputusan yang bisa menguntungkan karena meringankan beban operasional maskapai, tetapi juga bisa merugikan maskapai itu sendiri karena penumpang mungkin bakal kabur apabila harga tiket terlalu mahal dan tidak kompetitif.
“Di satu sisi penumpang sudah mulai bangkit naik tetapi di sisi lain biaya operasi ini naiknya luar biasa. Mudah-mudahan kenaikan harga avtur ini maskapai-maskapai mampu untuk bertahan dengan harganya,†pungkas Alvin.