AVIATREN.com – Perseteruan antara Airbus dan Qatar Airways memasuki babak baru. Setelah dua pesawat A350 ditolak masuk ke hangar Qatar Airways, Airbus kini melakukan “serangan balasan”.
Alih-alih kecewa lagi, pabrikan pesawat yang berbasis di Toulouse, Perancis tersebut kini dikabarkan telah membatalkan pengiriman pesaanan A350 ketiga milik Qatar Airways secara diam-diam.
Baik Airbus dan Qatar Airways belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar yang pertama kali dilaporkan Reuters tersebut.
Yang jelas, langkah Airbus ini, apabila akurat, dilakukan di tengah konfliknya dengan Qatar Airways seputar degradasi cat A350 yang mencuat sekitar 2021 lalu.
Menurut Qatar Airways, lapisan permukaan cat yang cacat bisa dengan mudah terkikis dan mengekspos lapisan lainnya yang berada di bawah permukaan cat, seperti lapisan baja penangkal petir.
Bahkan, Qatar Airways sempat mengeklaim bahwa degradasi cat ini bisa menimbulkan kebakaran apabila jaringan baja penangkal petir rusak dan petir kebetulan tengah menyambar daerah sekitar tangki bahan bakar pesawat.
Isu cat jadi masalah keamanan
Qatar Airways sendiri menganggap isu ini sebagai masalah keamanan, lantaran lapisan cat yang cacat dan mengelupas bisa merusak lapisan dinding yang berada di bawahnya dengan cepat, seperti kerusakan pada lapisan penangkal petir tadi.
Sebagai langkah lanjutan, Qatar Airways pun langsung meng-grounded 13 unit A350 milik mereka pada 2021 lalu demi alasan keselamatan, dan jumlahnya kini jumlahnya bertambah menjadi sekitar 20 unit.
Berbeda dengan Qatar Airways, Airbus justru menganggap masalah ini sebagai masalah kosmetik belaka dan bukan tergolong sebagai masalah keselamatan penerbangan.
Hal ini didukung dengan regulator penerbangan Eropa (EASA) yang belum mengkategorikan isu cat A350 sebagai masalah kelaikan udara, dan hingga saat ini, pesawat tipe tersebut masih dizinkan atau laik terbang.
Karena dua pendapat yang tidak bisa disatukan ini, baik Airbus dan Qatar Airways sama-sama menyerang dan balik menuntut satu sama lain di pengadilan setempat.
Qatar Airways menuntut Airbus serta meminta kompensasi kurang lebih 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 14,3 triliun) dan menolak segala pengiriman A350, termasuk dua unit yang sudah masuk jadwal pengiriman, sampai proses penyelidikan resmi terkait cat pesawat tersebut selesai.
Sementara itu, Airbus menuntut Qatar Airways dan meminta ganti rugi setidaknya 220 juta dolar AS (sekitar Rp 3,1 triliun) terkait dua unit pesawat A350 yang telantar lantaran maskapai tersebut menolak menerimanya.