AVIATREN.com – Perusahaan konglomerasi multinasional asal India, Tata Sons dikabarkan bakal mengakuisisi maskapai bertarif rendah (LCC) AirAsia India.
Proses akuisisi ini konon bakal mewujudkan misi Tata yang bakal mengkonsolidasi alias menggabungkan empat maskapai besar di India, yaitu Air India, Air India Express, AirAsia India, dan Vistara.
Tidak secara langsung, langkah korporasi Tata ini disebut dilakukan melalui maskapai yang belum lama ini juga mereka akuisisi, yaitu Air India. Diketahui, AirAsia India merupakan mitra kerja sama Air India, sehingga proses akuisisi itu diklaim lebih mudah dilakukan melalui Air India.
Kabar ini sendiri mencuat berkat sebuah dokumen pengajuan akuisisi kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha India (Competition Commision of India/CCI) yang tersebar di internet.
Berdasarkan dokumen tersebut, Air India nantinya bakal membeli 16,3 persen porsi saham AirAsia yang dimiliki AirAsia India senilai 1,39 miliar rupee atau sekitar Rp 263 miliar.
Dokumen CCI tersebut melanjutkan bahwa proses akuisisi AirAsia India ini diklaim tidak akan mengubah skema persaingan maskapai penerbangan yang ada di India.
Di negera tersebut, maskapai penerbangan komersil yang berkuasa adalah IndiGo dengan market share 54 persen, sementara seluruh maskapai yang dimiliki Tata hanya memiliki market share 25 persen.
Konon, proses konsolidasi empat maskapai India oleh Tata tadi boleh jadi bertujuan untuk meredam kekuasaan IndiGo di segmen penerbangan komersil, sebagaimana dirangkum Aviatren dari TimesOfIndia, Minggu (1/5/2022).
Sebelumnya, Tata Sons sendiri sudah mengakuisisi Air India senilai 180 miliar rupee (sekitar Rp 34 triliun), di mana 15.300 rupee (sekitar Rp 29 triliun) merupakan utang Air India yang dibayarkan Tata dan sisanya 2.700 rupee (sekitar Rp 5 triliun) dibayarkan secara tunai kepada pemerintah India selaku pemilik Air India sebelumnya.
Ketika nantinya keempat maskapai tadi sudah diakuisisi (Air India, Air India Express, AirAsia India, dan Vistara), Tata disebut bakal menggabungkannya menjadi satu perusahaan yang kabarnya bakal bermarkas di Gurgaon, India dalam sebuah kantor yang luasnya konon mencapai 21 km persegi.