AVIATREN.com – Belakangan ini, banyak media AS yang melaporkan bahwa kecelakaan China Easter Airlines yang melibatkan pesawat Boeing 737-800 dengan nomor penerbangan 5735 disengaja.
Salah satunya adalah laporan dari The Wall Street Journal (WSJ) yang mengeklaim bahwa pihak yang berada di dalam kokpit sengaja membuat pesawat menukik tajam, sehingga membuat pesawat jatuh ke perbukitan dan menewaskan seluruh orang yang ada di dalamnya.
Klaim WSJ ini sendiri konon berasal dari orang dalam yang terlibat dan/atau mengetahui proses investigasi kecelakaan China Eastern Airlines 5735 yang telah mendengarkan rekaman suara dari kotak hitam (black box) pesawat tersebut.
Terlebih, media-media AS juga memberikan fakta yang berasal dari laporan awal Otoritas Penerbangan Sipil China (CAAC) terkait insiden China Eastern Airlines 5735, yang menyebut tidak ada masalah atau malfungsi pada mesin atau sistem pesawat.
Mendengar kabar-kabar tersebut, CAAC pun angkat bicara. Mereka membantah kabar miring ini dengan cara mengonfirmasinya secara langsung kepada Dewan Keselamatan Penerbangan Nasional Amerika Serikat (NTSB).
Adapun Amerika Serikat (AS) terlibat karena pesawat yang dilanda kecelakaan merupakan buatan Boeing yang merupakan perusahaan asal AS.
“CAAC sudah menghubungi NTSB terkait rumor yang berseliweran tentang insiden China Eastern Airlines 5735. Mereka memastikan bahwa pihaknya tidak pernah membagikan informasi apapun kepada media manapun,” jelas CAAC, dikutip Aviatren dari SimpleFlying, Jumat (20/5/2022).
“NTSB juga mengatakan mereka akan tetap bekerja sama dengan CAAC, sesuai dengan peraturan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), dan akan terus memberikan dukungan apapun terkait insiden China Eastern Airlines 5735,” imbuh CAAC.
Proses investigasi masih berlangsung
Saat ini, NTSB dan pihak terkait lainnya di AS tengah melakukan proses investigasi lanjutan terkait insiden pesawat China Eastern Airlines yang jatuh di perbukitan antara rute Kunming – Guangzhou yang terjadi pada Maret lalu.
Proses investigasi tersebut, yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan hingga dokumen atau laporan akhir rampung, kini fokus kepada sikap pilot sebelum pesawat jatuh serta suasana kokpit kala itu.
Apabila benar ada kesalahan pilot, atau pilot sengaja menukikkan pesawat hingga jatuh, maka insiden ini akan mirip dengan insiden Germanwings dengan nomor penerbangan 9525 pada 2015 lalu.
Kala itu, co-pilot pesawat Airbus A320-211 Germanwings yang bernama Andreas Lubitz menabrakkan pesawatnya di perbukitan Alpen yang ada di Perancis, dan menyebabkan seluruh orang yang ada di pesawat tewas.
Seperti dikatakan di atas, CAAC sendiri sebelumnya sudah membuat laporan pertama terkait insiden China Easter Airlines 5735. Dalam laporan yang telah dikirimkan ke ICAO itu, disebutkan tidak ada malfungsi mesin atau sistem pesawat yang terjadi sebelum pesawat jatuh.
Sementara itu, pihak China Eastern Airlines sendiri mengeklaim bahwa pilot China Eastern Airlines 5735 tidak memiliki gangguan jiwa atau kesehatan, serta sejahtera dan terbebas dari kesulitan keluarga atau ekonomi.
Terkait insiden sendiri, maskapai asal China tersebut mengimbau seluruh pihak agar tidak menyebar spekulasi atau hoaks terkait bencana yang tengah menimpa mereka. Sebab, informasi-informasi tersebut bisa mengganggu dan memperlama proses investigasi.