AVIATREN.com – Setelah didului dengan berbagai rumor, perusahaan pendanaan swasta asal India, Tata Sons akhirnya resmi mengakuisisi maskapai penerbangan milik pemerintah India, Air India.
Nilai akuisisi maskapai penerbangan tersebut mencapai 18.000 crores rupee atau sekitar Rp 39,4 triliun, di mana 15.300 crore rupee (sekitar Rp 29,6 triliun) digunakan untuk membayar utang Air India, dan sisanya, 2.700 crores rupee (sekitar Rp 5,2 triliun) dibayar ke pemerintah India.
Nilai akuisisi tersebut sedikit lebih tinggi dibanding tawaran CEO dari maskapai SpiceJet yang berada di angka 15.100 crores rupee atau sekitar Rp 29,2 triliun.
Dengan akuisisi ini, pemerintah India tampaknya sudah bisa “bernapas” sedikit lebih lega.
Sebab, utang-utang Air India sudah dilunasi, meski maskapai tersebut kini sudah dipinang oleh pihak swasta.
Adapun melunasi utang-utang maskapai dalam negeri itu sendiri sudah menjadi prioritas pemerintah India sejak 2017 lalu.
Terlepas dari itu, proses akuisisi Air India oleh Tata rencananya bakal rampung pada Desember 2021 mendatang.
Sehingga, Tata punya waktu sekitar dua bulan untuk mempersiapkan rencananya ke depan untuk Air India, begitu juga maskapai penerbangan lainnya yang berada di bawah naungan Air India macam Alliance Air.
Apabila semuanya terencana dengan baik, misalnya sukses menerapkan layanan dan harga yang kompetitif, maka bukan tidak mungkin Air India bakal menjadi maskapai penerbangan yang patut disegani di industri penerbangan global, terutama penerbangan domestik.