AVIATREN.com – FAA (Otoritas penerbangan Amerika Serikat) dan EASA (otoritas penerbangan Eropa) akan melakukan uji keselamatan terbang pesawat Boeing 737 MAX pada 15 Januari 2020.
Menurut sumber dalam industri, dikutip AVIATREN dari Indian Express, Senin (13/1/2020), Federal Aviation Administration (FAA) dan European Aviation Safety Agency (EASA) akan melakukan uju terbang B737 MAX di Amerika Serikat.
Keduanya akan menerjunkan sejumlah ahli dalam berbagai bidang keselamatan untuk mengevaluasi pesawat tersebut.
Sebelumnya, maskapai American Airlines juga telah memperpanjang pembatalan pengoperasian B737 MAX hingga 15 Januari. Namun apakah B737 MAX boleh terbang komersil setelah 15 Januari belum bisa dipastikan.
Sebab, FAA dan EASA baru melakukan uji keselamatan pada tanggal tersebut, dan tentunya membutuhkan waktu untuk evaluasi, apakah pesawat sudah memenuhi aspek keselamatan dan layak terbang atau belum.
Boeing 737 MAX sendiri telah dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua kecelakaan yang terjadi dalam kurun 6 bulan, yakni Lion Air JT610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian ET302 pada Maret 2019.
Penyelidikan dari kedua kecelakaan menyimpulkan software MCAS (Maneuvering Characterictics Augmented System) memiliki kontribusi besar sebagai faktor penyebab. Fitur ini bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual (autopilot mati).
Tujuannya memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi, sehingga mengakibatkan stall.
Namun, fitur otomatisasi tersebut saat itu belum banyak diketahui pilot-pilot B737 MAX, karena tidak tercantum dalam buku manual operasi. Boeing sendiri telah melakukan perbaikan di software MCAS, dan melakukan pengujian secara internal.
Dari hasil pengujian tersebut, pilot-pilot Boeing 737 MAX kini juga direkomendasikan untuk belajar di simulator lebih dahulu.
Sebelumnya, pilot-pilot yang akan menerbangkan B737 MAX hanya wajib mempelajari sistem pesawat itu lewat silabus yang diberikan lewat iPad, yang bisa dipelajari dalam satu jam saja.
Namun, materi yang diberikan di iPad itu tidak menyebut adanya fitur MCAS (Maneuvering Characterictics Augmented System), yang menjadi biang keladi kecelakaan Lion Air JT610 dan Ethiopian ET302.