Manajemen disebut telah memutuskan Citilink Indonesia akan dibesarkan, sedangkan Garuda Indonesia akan dikecilkan.
Garuda Indonesia A330-200

AVIATREN.com – PT Garuda Indonesia Tbk dikabarkan telah membatalkan semua pesanan pesawat Airbus dan menyerahkan 20 pesanan pesawat A320 kepada PT Citilink Indonesia.

Setidaknya begitu menurut hasil rapat emiten yang dihadiri oleh jajaran Direksi Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Asosiasi Pilot Citilink (APIC), dan Asosiasi Cabin Crew Citilink (ACCI) yang digelar pada 1 September 2021 lalu.

Hasil rapat itu sendiri konon dirangkum melalui sebuah notula yang dipublikasikan ACCI pada 6 September kemarin. Isi notula tersebut lantas tersebar di Twitter baru-baru ini.

Berdasarkan informasi itu, disebutkan bahwa manajemen telah memutuskan Citilink Indonesia akan dibesarkan, sedangkan Garuda Indonesia akan dikecilkan.

Hal itu akan ditempuh melalui pembatalan seluruh pesanan pesawat Airbus, serta mengalihka 20 unit pesanan Airbus A320. Garuda sendiri menurut situs Airbus, telah memfinalisasi pesanan 25 pesawat A320 pada 2011 lalu.

Saat itu, pesanan 25 pesawat A320 itu terdiri atas 15 pesawat A320 standar (ceo) dan 10 A320neo yang akan digunakan oleh Citilink. Citilink sendiri telah mulai menerima A320neo pertamanya pada Februari 2017 lalu.

Dengan begitu, total armada Garuda Indonesia yang bakal melayani rute penerbangan nantinya akan menjadi 66 pesawat.

Meski demikian, jumlah ini lebih banyak dari keterangan emiten yang dipublikasi melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak Juni 2021 lalu.

Dalam keteragan emiten itu, disebutkan bahwa Garuda Indonesia akan mengurangi jumlah armada pesawat yang dioperasikannya sepanjang pandemi Covid-19, dari 143 menjadi 53 pesawat.

Adapun jenis pesawat yang dimiliki maskapai penerbangan tersebut adalah Boeing 777-300ER, Boeing 737-800NG, Airbus A330-200, Airbus A330-300, Airbus A330-900neo dan ATR 72-600.

Kembali ke notula ACCI tadi, langkah pembesaran Citilink Indonesia oleh Garuda Indonesia ini dianggap merupakan hal yang wajar.

Sebab, Garuda Indonesia memang pemegang saham terbesar Citilink Indonesia (mencapai 67 persen) dan langkah tersebut diperlukan untuk menciptakan sinergi antar keduanya, serta keberlangsungan induk perusahaan.

Membantah isi notula ACCI

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia

Terkait isi notula ACCI yang dipublikasikan pada 6 September dan langsung beredar di media sosial tadi, pihak Garuda Indonesia lantas mengirimkan surat keberatannya pada hari yang sama.

Surat keberatan yang ditandatangani langsung oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra tersebut juga ramai disebar di media sosial.

Dalam surat itu, Garuda Indonesia mengatakan bahwa pihaknya membantah keakuratan dari isi notula ACCI tersebut.

Pasalnya, mereka mengatakan bahwa pertemuan 1 September lalu merupakan kegiatan diskusi dan tidak ada notula atas hasil pertemuan tersebut.

Surat keberatan ini sendiri tampak dikirimkan ke APIC dan ACCI, dan ditembuskan ke Dewan Komisaris Citilink Indonesia beserta jajaran Direksi, serta Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).

Slengkapnya, berikut poin-poin yang menjadi inti dari surat keberatan yang dikirimkan Garuda Indonesia pada 6 September kemarin.

  1. Kami keberatan terhadap notulen ACCI yang beredar dan bersumber dari Minutes of Meeting (MoM) yang diterbitkan oleh APIC;
  2. Pertemuan tersebut merupakan kegiatan diskusi dan tidak ada notulen atas pertemuan tersebut;
  3. Jika hasil pertemuan diskusi tersebut akan dituangkan ke dalam sebuah notulen, maka isi yang dicantumkan harus mendapat konfirmasi dan persetujuan semua pihak yang hadir pada pertemua tersebut, dengan menempatkan isi pembicaraan/hasil diskusi oleh para pihak secara berurutan penulisannya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, juga enggan mengomentari beredarnya keterangan manajemen yang mengatasnamakan dirinya saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia.

“Gak coment sesuatu di medsos aja, Gak komen ah,” ujar Irfan dikutip AVIATREN dari Okezone, Selasa (7/9/2021).

Content Writer

View all posts