AVIATREN.com – Otoritas penerbangan sipil Malaysia (CAAM) merilis laporan terbarunya terkait pesawat Boeing 737-800 Malaysia Airlines nomor penerbangan MH2664 yang sempat menukik karena “kesalahan teknis” pekan lalu.
Menurut CEO CAAM Chester Voo, kesalahan teknis tersebut, apabila mengacu pada data flight recorder (FDR) pesawat, disebabkan oleh sistem pitot statis pesawat yang tidak bekerja sesuai dengan fungsinya.
Sekadar informasi, sistem pitot statis pesawat merupakan sebuah sistem atau instrumen yang bertugas untuk mengumpulkan berbagai data penerbangan untuk kepentingan operasional pesawat.
Data-data tersebut mencakup tekanan udara, ketinggian pesawat, kecepatan pesawat, dan lain sebagainya.
“Kerusakan pada sistem pitot statis ini kemudian membuat sistem yang ada di dalam kokpit bingung terkait kecepatan pesawat sebenarnya, sehingga sistem pesawat secara otomatis menonaktifkan fitur autopilot dan pesawat akhirnya terbang tidak sesuai jalurnya,” jelas Voo, dikutip Aviatren dari SimpleFlying, Selasa (12/4/2022). ‘
Voo menambahkan, insiden yang disebabkan sistem pitot statis ini mengharuskan pilot bereaksi cepat untuk menghindari kecelakaan lebih lanjut, dan apa yang telah dilakukan pilot MH2664 untuk mengembalikan posisi pesawat diklaim Voo sudah tepat.
Untuk menghindari hal yang sama terjadi di kemudian hari, CAAM meminta pihak Malaysia Airlines untuk meningkatkan pelatihan pilot, terutama untuk pelatihan “Upset and Recovery Training”.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan pilot terkait seluruh persyaratan dan pengecekan fitur-fitur pesawat sebelum mereka menerbangkannya, demi menghindari berbagai kecelakaan atau malfungsi yang bisa terjadi.
Kemudian, CAAM meminta Malaysia Airlines untuk bekerja sama dengan Boeing demi mengetahui apa masalah inti dari insiden MH2664 yang nyaris dilanda kecelakaan tersebut, serta melakukan berbagai hal untuk memperbaiki masalah tersebut.
Selain itu, Malaysia Airlines juga harus melapor secara rutin kepada CAAM apakah seluruh pesawat 737-800 milik mereka memiliki masalah yang sama atau tidak.
“Malaysia Airlines harus menyelesaikan inspeksi sistem pitot statis, yang mencakup semua elemen pengujian dan fitur-fiturnya, di seluruh pesawat 737-800 milik mereka,” pungkas Voo.
Malfungsi sistem pitot statis pesawat
Sekadar informasi, kesalahan prosedur yang melibatkan sistem pitot statis bisa mengakibatkan kecelakaan fatal dalam pesawat.
Pada 2018, misalnya, hal serupa sempat menimpa Malaysia Airlines yang mengoperasikan pesawat Airbus A330 rute Brisbane-Kuala Lumpur, di mana penutup sensor di sistem pitot statis pesawat lupa dicopot.
Dalam hasil investigasi, otoritas setempat mengatakan bahwa kesalahan ada di pihak Malaysia Airlines, di mana seharusnya mereka melihat bahwa penutup sistem pitot statis masih terpasang di pesawat dan harus dicopot sebelum penerbangan dilakukan.
Adapun pengecekan ini disebut tidak dilakukan sepenuhnya oleh para awak pesawat, atau proses pengecekan sistem pitot statis pesawat memang belum selesai dan pesawat telanjur lepas landas.
Terkait sistem pitot statis sendiri, belum diketahui secara pasti bagaimana status sistem tersebut untuk penerbangan MH2664, entah malfungsi yang disebabkan karena ada obyek yang menghalangi sensor, benar-benar rusak, atau hal lainnya.
Informasi tersebut pastinya akan disampaikan CAM dan Malaysia Airlines dalam beberapa waktu ke depan, seiring dengan berjalannya proses investigasi yang masih berlangsung. Kita nantikan saja.